18 September 2008

KISAH SEORANG IBU PEMIMPIN YANG BAIK HATI DI BANK SYARIAH

Oleh : Alihozi

Http://Alihozi77.blogspot.com

Firman Allah , SWT:

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa diantara kamu”(Al-Hujurat:13)


Pada bulan ramadhan 1429 H yang penuh berkah ini, semoga semua amal ibadah kita diterima oleh Allah, SWT dan untuk menyegarkan nuansa bulan ramadhan ini bagi rekan-rekan pembaca setia blog http://Alihozi77.blogspot.com saya akan menceritakan sebuah kisah nyata yang saya beri judul “Kisah Seorang Ibu Pemimpin Yang Baik Hati di Bank Syariah”. Semoga bisa menjadi inspirasi dan menambah semangat kita dalam mencari keridahaan Allah,SWT di dunia dan akhirat.


Pada waktu saya masih bertugas di bagian personalia salah satu cabang bank syariah tahun 2006-2007, waktu itu cabang bank syariah tempat saya bekerja dipimpin oleh seorang Ibu yang tidak hanya pintar dan bersemangat dalam memimpin suatu cabang bank syariah tetapi juga sangat baik hatinya kita panggil saja Ibu tsb dengan nama Ibu Nurul Azkia yang artinya cahaya hati yang suci (nama samaran red) . Ia tidak hanya berusaha agar kinerja cabang bank syariah menjadi bagus tetapi juga memperhatikan keadaan para karyawan bawahannya dari level officer sampai kepada level driver dan office boy, padahal tinggalnya cukup jauh yaitu di daerah bogor dan juga mempuyai keluarga dengan 2 anaknya yang salah satunya masih kecil.


Setiap hari Ibu Nurul Azkia selalu membuka pintu ruangan kerjanya untuk siapa saja yang ingin menyampaikan masalahnya dari level officer sampai dengan office boy, ia dengan senang hati akan mendengarkannya dan kalau memang ia sanggup ia akan berusaha membantu karyawan bawahannya tsb. Bila ada karyawan bawahannya yang tidak benar kerjanya atau menyimpang dari ajaran agama ia akan langsung menegurnya dengan tegas namun dengan bahasa yang santun dan lembut sehingga yang ditegurnya tidak merasa tersinggung malah akan lebih bersemangat untuk bekerja menjadi lebih giat lagi., setiap ada acara training setiap hari libur ia berusaha menghadirinya memberikan support kepada karyawan bawahannya yang hadir pada acara training tsb. Ia benar-benar setiap hari memberikan contoh kepada karyawan bawahannya dengan semangat kerja yang tinggi di bank syariah.


Ibu Nurul menganggap karyawan bawahannya bukan sebagai bawahan atau anak buah tetapi menganggap sebagai partner kerja karena ia menerapakan ajaran islam yaitu bahwa orang yang paling mulia di sisi Allah,SWT tidak dilihat dari jabatannya tetapi kepada ketaqwaannya. Menurutnya seorang office boy belum tentu derajatnya lebih rendah di sisi Allah,SWT tetapi bisa jadi office boy tsb derajatnya mulia di sisi Allah,SWT, sehingga Ibu Nurul bila menyuruh bawahannya selalu dengan kata-kata yang baik dan santun.

Firman Allah , SWT:

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa diantara kamu”(Al-Hujurat:13)


Yang terakhir yang paling membuat kami kagum kepada beliau adalah pada saat perhitungan pembagian bonus tahunan yang oleh manajemen perusahaan pembagian bonus tsb diberikan kepada masing-masing pimpinan cabang , Ibu Nurul Azkia lebih memikirkan karyawan bawahannya dibandingkan dengan dirinya agar karyawan bawahannya mendapatkan bonus yang lumayan besar. Kami semua karyawan cabang bank syariah mencintai Ibu Nurul karena beliau benar-benar menjadi teladan yaitu dalam memanage sebuah cabang perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip ajaran agama Islam.


Kata pepatah ada pertemuan ada juga perpisahan begitu juga kami karyawan cabang bank syariah dengan Ibu Nurul, karena prestasinya membawa cabang syariah tempat kami bekerja dari cabang yang buruk menjadi salah satu cabang terbaik oleh manajemen perusahaan Ibu Nurul sejak tahun 2007 diangkat menjadi pejabat di Kantor Pusat, walaupun begitu rasa cinta kami karyawan di kantor cabang kepada beliau sampai saat ini tidak berkurang. Hanya do’a yang bisa kami panjatkan kepada Allah,SWT semoga Ibu Nurul selalu mendapat bimbingan dan perlindungan dari Allah,SWT dalam menyelesaikan tugasnya sehari-hari, Amiin.


Jakarta 17 September 2008

Al-Faqir

Alihozi

Tidak ada komentar: