28 November 2008

Kisah Pengusaha Muslim Yang Sukses Dari Kota Jawa Timur

(Kisah Nyata)

Oleh : Alihozi

http://Alihozi77.blogspot.com

Saya mendapatkan sebuah email yang bertanya mengenai boleh tidaknya seorang muslim ikut MLM (Multilevel Marketing) , saya menjawab daripada ikut MLM yang nota bene menjual produk orang lain yang harganya sudah dipatok dari perusahaan MLM tsb, lebih baik membuka usaha sendiri atau berdagang barang sendiri yang bisa menentukan sendiri tingkat laba yang diinginkan. Sebagai pelengkap jawaban tsb berikut ini saya akan bercerita kisah nyata tentang seorang pengusaha muslim yang sukses dari Jawa Timur karena meninggalkan bekerja dengan orang lain dan membuka usaha konveksi. Mudah-mudahan bisa memotivasi saya pribadi dan pemuda muslim lainnya.

Pada era tahun 1960-an di sebuah kota kecil di Jawa Timur hiduplah seorang buruh pabrik sabun milik seorang pengusaha nonpribumi kita panggil saja ia dengan nama Pak Lukman (nama samaran red), gajinya sangat dibedakan hampir 3 kali lipat dengan buruh lain karena keahliannya membuat cetakkan sabun sangat bagus.

Walaupun gaji yang sudah lumayan, buruh tsb pada suatu hari berfikir bahwa “kalau saya terus bekerja dengan orang lain saya tidak akan kaya apalagi anak saya berjumlah 11 orang, saya harus keluar dari pabrik sabun ini untuk membuka usaha konveksi”. Maka ia segera mengajukan berhenti kepada bosnya , namun bosnya yang orang non pribumi tsb menghalanginya agar tidak keluar malah gajinya akan dinaikkan lebih tinggi lagi. Karena tekad yang bulat Pak Lukman tetap memilih keluar dari pabrik sabun tsb.

Pada awalnya Pak Lukman membuka usaha konveksi, keuntungannya masih sedikit masih dibawah gajinya di pabrik sabun, sehingga ia selalu dibujuk oleh bosnya di pabrik sabun untuk kembali kerja dengannya. Tetapi Pak Lukman menolaknya dan ia tetap pada pendiriannya untuk terus melanjutkan usaha konveksinya. Dan benar saja pada dekade tahun 1965-1970 an ia telah berhasil menjadi pengusaha konveksi yang sukses di kota Jawa Timur tsb.

Semangat jiwa entrepreneur Pak Lukman ia teruskan kepada 11 anak-anaknya sampai ia meninggal tahun 1980an, ia tidak menginginkan anak-anaknya untuk bekerja kepada orang lain. Saat ini pada tahun 2000 an anak-anaknya (walaupun tidak semua) telah berhasil menjadi pengusaha-pengusaha yang terkenal di kota Jawa Timur tsb, ada yang menjadi pengusaha konveksi dan pengusaha salon kecantikan muslimah.

Salah satu anak tertuanya yang sudah berusia 60 tahun , sekarang ini sering memberikan ide,gagasan dan semangat kepada setiap pemuda muslim yang berdiskusi dengannya termasuk kepada penulis pribadi, untuk selalu mengembangkan semangat berwirausaha dan meninggalkan keinginan bekerja dengan orang lain. Hasilnya sudah ada beberapa pemuda muslim yang sekarang sukses mengikuti sarannya untuk membuka usaha sendiri walaupun untuk itu harus menempuh perjuangan yang tidak mudah.

Ummat muslim yang penduduknya mayoritas di Indonesia haruslah segera meninggalkan pola fikir yang masih bekeinginan setelah sekolah tinggi lalu bekerja dengan orang lain menuju pola fikir untuk membangun semangat jiwa entrepreneur pada diri sendiri dan anak keturunan seperti apa yang dicontohkan oleh keluarga Pak Lukman tsb.

Bukankah Rasululah SAW dan mayoritas para sahabat mencotohkan untuk menjadi entrepreneur. Hanya dengan membangun semangat jiwa entrepreneur , ummat muslim bisa mengejar ketinggalan di bidang ekonomi, apalagi saat ini kita sedang menghadapi realitas ekonomi global yang penuh ketidak pastian dan kondisi ekonomi dalam negeri yang mana mulai banyak terjadinya PHK karyawan di berbagai sector industri komoditas ekspor akibat dari krisis financial global.

Siapa yang ingin menyusul menjadi entrepreneur muslim seperti Keluarga Pak Lukman ?

Wallahu’alam

Al-Faqir

© Alihozi 28 November 2008

Komentar dan saran atas artikel ini bisa dikirimkan ke http://Alihozi77.blogspot.com atau sms ke 0813-882-364-05

20 November 2008

AYO MAJU BERSAMA DENGAN BANK SYARIAH

(Diambil dari Kisah Nyata)

Oleh : Alihozi

http://alihozi77.blogspot.com

Pada suatu hari sebelum tahun terjadinya krisis ekonomi tahun 1998 melanda Indonesia, ada seorang Customer Service (CS)sebuah bank syariah namanya Anisah (nama samaran red) kedatangan seorang calon nasabah. Setelah menyambutnya dengan ramah dan mepersilahkannya duduk, Annisah menanyakan apakah ada yang bisa dibantu. Calon nasabah tsb menanyakan semua produk-produk yang ada di bank syariah , ternyata setelah dijelaskan oleh Anisah ternyata calon nasabah bukannya membuka rekening malah mengkritik kekurangan-keurangan yang ada di bank syariah tsb, seperti jaringannya dan ATM nya masih terbatas. Dengan tenang Anisah menjawab kritikkan tsb :


“Bapak, dalam sebuah permainan sepakbola yang merasa paling pintar justru adalah penontonnya bukan para pemainnya, penonton selalu berteriak atau mengomentari para pemainnya harus begini, harus begitu padahal kalau penonton itu disuruh bermain belum tentu bisa. Penonton tidak tahu betapa sulitnya dalam sebuah permainan sepakbola menciptakan yang namanya sebuah GOL karena tidak ikut bermain hanya menonton saja.

Jadi kalau bapak ingin bergabung dengan bank syariah justru inilah saatnya, jangan nanti kalau bank syariah menjadi besar dan bertambah banyak jaringannya. Kalau nanti bank syariah menjadi besar dan bertambah banyak jaringannya, bapak akan bisa berkata “Saya ikut andil membesarkan bank syariah ini.” Demikian jawab Anisah kepada calon nasabah tsb.

Pada akhirnya calon nasabah tsb membuka rekening tabungan di bank syariah tsb. Dan benar yang dikatakan Anisah. Pada saat terjadinya krisis keuangan dan krisis ekonomi melanda Indonesia tahun 1997-1998, bank syariah tetap bertahan karena system ekonomi syariahnya (system bagi hasil) dan juga karena memiliki nasabah-nasabah yang memiliki loyalitas tinggi kepada bank syariah. Pasca krisis bank syariah jaringannya bertambah banyak bukan hanya satu bank umum tetapi sekarang sudah ada tiga bank umum dan unit-unit pelayanan bank syariah serta jaringan ATM nya yang tersebar di seluruh Indonesia. Dan rencananya akan terus bertambah bank-bank umum syariah yang ada di tanah air tercinta ini.

Apa yang dialami oleh Anisah tsb penulis yakin juga pernah dialami oleh seluruh praktisi bank syariah (termasuk penulis sendiri) dalam usahanya mengajak seluruh lapisan masyarakat bergabung dengan bank syariah. Banyak anggota masyarakat umum, mahasiswa, akademisi dan para ulama hanya asyik dan sibuk sebagai penonton, pengamat, pembahas dan membentuk berbagai lembaga pengamatan ekonomi dan perbankan syariah dengan hanya mengkritik produk-produk dan kinerja perbankan syariah. Namun, pada tataran implementatifnya justru masih terlibat dengan system bunga yang ribawi dan lembaga pengamat tsb tidak mempunyai rekening di bank syariah. Hal ini merupakan suatu ironi yang kontraproduktif (Dr.Setiawan Budi Utomo, Pengantar Halal Haram Bunga Bank Dr.Yusuf Al-Qardhawi)

Seharusnya seluruh lapisan masyarakat harus lebih kongkrit dalam ikut mengembangkan system ekonomi syariah di tanah air dengan menjadi pelaku ekonomi syariah, pelaku ekonomi syariah di sini bukan berarti harus atau hanya menjadi praktisi bank syariah . Tetapi juga bisa menjadi mitra bisnis dari bank syariah seperti menjadi nasabah bank syariah.

Penulis menguraikan hal ini semua bukan berarti penulis tidak menyukai segala kritik yang ditujukan kepada system perbankan syariah di tanah air, tetapi penulis hanya ingin mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk segera Maju Bersama dengan Bank Syariah dan segera meninggalkan system ekonomi kapitalis dengan sub sistem bunganya. Karena pada saat terjadinya krisis financial global ini kita tidak bisa menutup mata bahwa salah satu yang menyebabkan terjadinya krisis financial global adalah system bunga perbankan.

Contohnya, karena harus mempunyai kewajiban membayar bunga yang terlalu banyak bank-bank di Eropa cari akal sekuat tenaga untuk memutar uang tsb agar bisa menghasilkan bunga yang lebih besar yang pada akhirnya bank-bank Eropa tsb membeli surat –surat utang yang beresiko tinggi dari lembaga-lembaga keuangan di AS (Credit Default Swaps) dengan harapan bisa menikmati bunga tinggi dari lembaga – lembaga keuangan tsb. (Dahlan Iskan, Bussiness Today , 17 November 2008) Alih-alih ngin mendapatkan bunga tinggi ternyata yang terjadi adalah gagal bayar, dana yang dipinjamkan ke lembaga-lembaga keuangan AS tidak bisa kembali karena lembaga-lembaga keuangan di AS tsb mengalami kebangkrutan.

Wallahu’alam

Maju terus perbankan syariah dan tinggalkan segera system ekonomi kapitalis

Al-Faqir

Alihozi

Komentar dan saran atas artikel ini bisa dikirim di http://alihozi77.blogspot.com atau sms ke 0813-882-364-05

12 November 2008

System Ekonomi Kapitalis Menciptakan Manusia-Manusia Tamak

Oleh : Alihozi
Http://alihozi77.blogspot.com

Pada tulisan-tulisan terdahulu penulis sering mengatakan bahwa pada masa sekarang ini manusia kurang sadar atau tidak mau sadar sekarang manusia pada umumnya sudah terjebak dalam perekonomian kapitalis, dan kalau hendak melepaskan diri adalah sukar dan payah sekali Banyak sekali yang membenci dan menentang imperialisme dan kapitalisme tetapi dalam soal ekonomi ini tidak menolak atau pura – pura tidak menolak.

Bukti dari pernyataan penulis tsb selain karena masih dipakainya system bunga pada perekonomian, adalah pada kehidupan saat ini banyak manusia dihargai dan dihormati dengan apa yang mereka makan , apa yang mereka tempati (rumah tinggal), apa yang mereka kenakan, dan apa yang mereka kendarai yang mana hal tsb adalah merupakan kharakter dari kehidupan masyarakat ekonomi kapitalis.

Padahal mestinya manusia itu dihargai dan dihormati karena akhlak/moralnya yang bagus dan perbuatan baiknya kepada sesama ummat manusia. Oleh karena manusia dihargai dan dihormati dari harta dan jabatannya bukan dari akhlaknya/moralnya maka yang terjadi adalah banyak manusia di muka bumi sekarang ini menjadikan tujuan hidupnya hanya mengejar kepentingan pribadinya (ketamakan) tanpa memperdulikan orang lain.

Kini kepentingan pribadi (ketamakan) dipandang sebagai ciri individu abad ke-21 sehingga menimbulkan banyak krisis kehidupan manusia dari krisi moral sampai dengan krisis financial global. Kita akan melihat setiap hari di negara kita sendiri Indonesia, ada saja kasus korupsi yang berhasil diungkap oleh pihak KPK atau pihak kejaksaan. Ketamakan juga yang memotivasi lembaga-lembaga keuangan di Amerika mengucurkan kredit perumahan kepada orang-orang yang tidak memiliki kemampuan bayar sehingga menimbulkan kredit macet perumahan (subprime mortgage), karena ketamakan juga dalam upaya untuk mengatasi kegagalan pasar financial mendorong para spekulan untuk mengalihkan uang mereka ke berbagai jenis komoditas sehingga menimbulkan krisis pangan global, karena ketamakan juga para pemegang saham melakukan kapitalisasi harga saham yang jatuh, walaupun semua hal tsb dapat menimbulkan masalah bagi jutaan manusia di muka bumi.

Berdasarkan uraian di atas , maka pada kesempatan kali ini penulis mengajak seluruh ummat manusia khususnya ummat muslim untuk meninggalkan system ekonomi kapitalis yang memiliki kharakter menghormati manusia hanya dari materi yang dimilikinya yang hanya akan berujung pada penciptaan manusia-manusia yang tamak atau mengutamakan kepentingan pribadi dan mengabaikan kehidupan orang lain. Kita harus kembali kepada system ekonomi syariah yang mengutamakan terciptanya manusia – manusia yang berakhlak/bermoral baik yang tidak individualis, yang tidak mengabaikan kehidupan orang lain.

Maju terus system ekonomi syariah, tinggalkan segera system ekonomi kapitalis.

Wallahu’alam

Al-Faqir


© Alihozi 12 November 2008

Komentar dan saran atas artikel ini bisa disampaikan ke http://alihozi77.blogspot.com atau sms ke 0813-882-364-05.

06 November 2008

Keluarga Pecinta System Ekonomi Syariah

Oleh : Alihozi
http://Alihozi77.blogspot.com


Setiap malam hari di sebuah rumah kontrakkan berukuran 70m2 di daerah Ciledug selalu diadakan pengajian anak-anak (TPA) yang mana gurunya adalah sebuah keluarga bahagia yaitu Keluarga Pak Krn. Keluarga Pak Krn merupakan sebuah keluarga yang berusaha menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari – hari seperti berakhlak yang baik dengan tetangga (orang lain), kejujuran, membantu para anak yatim dan yang lainnya termasuk menjalankan system ekonomi syariah, maka tidaklah heran para tetangganya menyukai keluarga Pak Krn. Pekerjaan Pak Krn adalah wiraswata yakni penjahit pakaian dan menjual alat-alat rumah tangga dengan pembayaran secara angsuran.

Keluarga Pak Krn merupakan keluarga yang mencintai system ekonomi syariah, mereka beranggapan bahwa bangsa Indonesia hanya akan bisa maju dan mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi dengan bangsa lain dengan meninggalkan system ekonomi kapitalis -liberal dan kembali kepada system ekonomi syariah dan mereka sering mengatakan bahwa apapun kekurangan penerapan system ekonomi syariah di tanah air saat ini haruslah tetap diperjuangkan secara konsisten menuju ke arah yang lebih baik bukan malah untuk ditinggalkan.

Keluarga Pak Krn juga sangat menyarankan agar generasi muda ummat Islam untuk selalu menanamkan jiwa entrepreneur (baca juga tulisan saya yang berjudul “ Bercita-cita menjadi Entrepreneur Muslim”) seperti yang dicontohkan Rasulullah, SAAW dan sebagian besar para sahabat.Karena kecintaannya kepada system ekonomi syariah tsb keluarga ini tidak hanya menabung di bank syariah tetapi juga keluarga ini sering mengadakan diskusi mengenai system ekonomi syariah pada setiap hari sabtu. Diskusi ekonomi syariah tsb diikuti oleh Pak Krn selaku tuan rumah, saya dan beberapa anggota milis shar-e seperti Sdr.Agus, Sdri.Nia , Sdr. Piet, Sdr. Nano, Sdr Udin dan Istrinya.

Diskusi ini membahas perkembangan praktek system ekonomi syariah dan memikirkan apa yang bisa disumbangkan untuk memajukan system ekonomi syariah di tanah air. Maka pada tanggal 7 Febuari 2008 Sdr Agus menyarankan untuk membuat sebuah blog kajian ekonomi syariah di internet yang diberi nama http://alihozi77.blogspot.com yang mana penulisnya adalah saya sendiri karena saya bekerja di bank syariah dan desain blognya adalah Sdr.Agus dan Sdr.Piet yang memang juga ahli di bidang desain blog,web dan milis. Dari hasil diskusi ini juga sering saya mendapatkan ide-ide baru untuk dijadikan bahan tulisan yang sering saya publikasikan di dunia maya melalui media blog dan milis.

Mudah-mudahan keluarga anda juga termasuk pecinta system ekonomi syariah seperti keluarga Pak Krn.

Al-Faqir
Maju terus System Ekonomi Syariah, Tinggalkan segera system ekonomi kapitalis-liberal

© Alihozi 07 November 2008
Komentar dan saran atas artikel ini bisa dikirimkan ke http://Alihozi77.blogspot.com atau sms ke no : 0813-882-364-05.