31 Oktober 2008

Strategi Digitalisasi Pemasaran Perbankan Syariah

Oleh : Alihozi
Http://Alihozi77.blogspot.com


Pemasaran perbankan syariah Indonesia saat ini sebagian besar masih memakai media surat kabar/majalah, radio dan televisi dan hanya sebagian kecil yang masih memakai media internet. Padahal untuk memasarkan perbankan syariah dengan media surat kabar,radio dan televisi sangatlah besar biayanya, bisa menghabiskan dana milyaran rupiah. Coba bandingkan dengan memasarkan perbankan syariah melalui media internet yang jauh lebih murah dan jangkauannya juga luas.

Bentuk pemasaran digital bisa melalui blog,web, e-mail dan layanan lainnya. Melalui layanan tsb terjadi pertukaran informasi antara Bank Syariah dengan nasabah maupun anggota masyarakat yang belum menjadi nasabahnya. Jadi dengan digitilisasi pemasaran perbankan syariah akan menghemat biaya riset karena informasi kebutuhan nasabah mudah diperoleh.

Bank syariah juga akan lebih mudah mengetahui segala bentuk kekurangan dari produk dan pelayanannya sehingga bisa mengambil keputusan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan loyalitas nasabah kepada produk dan pelayanan bank syariah tsb. Perlu diingat bahwa bank syariah yang akan tetap terus eksis adalah hanya bank syariah yang memiliki nasabah-nasabah dengan loyalitas tinggi. Bagaimana nasabah memiliki loyalitas yang tinggi kepada bank syariah kalau apa yang dibutuhkan nasabah tidak diketahui oleh bank syariah dengan cepat ?

Kesuksesan pemasaran digital telah banyak dibuktikan oleh perusahaan di negara-negara barat , contohnya adalah microsoft, apple dan general motor. Corporate blog milik apple memiliki efektifitas yang sangat tinggi. Dengan blog-nya apple dapat memonitor pengguna produk baru apple. Tidak hanya memonitor, blog juga dapat menjaring opini baik negative maupun positif tentang produk apple.(R.Pradopo, Marketing Edisi Minggu Bisnis Indonesia 19 Oktober 2008).

Apa yang dikatakan R.Pradopo di Harisan Bisnis ini telah penulis buktikan sendiri, penulis telah membuat blog tentang bank syariah di http://alihozi77.blogpsot.com dari bulan febuari 2008 dengan waktu hanya 9 bulan saat ini sudah dikunjungi anggota masyarakat sebanyak 12.600 kali. Dengan blog ini penulis bisa mengetahui bahwa ekspetasi masyarakat terhadap bank syariah sangat tinggi dan juga penulis bisa mengetahui bank syariah yang mana yang produk dan layanannya paling bagus dan juga bisa mengetahui bank syariah yang mana yang produk dan layanannya kurang memuaskan tanpa harus membaca hasil survey dari lembaga-lembaga independen penilai bank syariah. Penulis cukup membacanya dari banyaknya e-mail yang masuk dari anggota masyarakat baik ke alamat blog penulis maupun alamat e-mail pribadi saya di ali.hozi@yahoo.co.id untuk mengetahui itu semua.
© Alihozi 01 November 2008

Dengan begitu banyak manfaat yang bisa diambil dari digitalisasi pemasaran perbankan syariah seperti apa yang penulis jelaskan tsb di atas, perbankan syariah nasional harus lebih mengoptimalkan digitalisasi pemasaran perbankan syariah. Seperti dengan meningkatkan kualitas dari website-website bank syariah seperti dengan menyediakan kajian ekonomi syariah, berita – berita seputar bank syariah atau mengadakan forum tanya jawab dengan nasabah atau anggota masyarakat Bagaimana anggota masyarakat bisa mengetahui lebih detail dan bertanya tentang produk dan layanan bank syariah dengan up-date kalau bank syariah tidak menyediakan fasilitas untuk tanya jawab dengan nasabah atau anggota masyarakat di websitenya ?

Selain mengoptimalkan website yang ada , bank syariah juga bisa memakai tenaga pemasar di bidang pemasaran digital yang memang sudah ahli untuk memasarkan produk dan pelayanan bank syariah di dunia maya Memang harus diakui walaupun memiliki potensi yang begitu besar, digitalisasi pemasaran bank syariah masih memiliki kendala seperti kurang pengalaman para pemasar di bidang pemasaran digital, adanya keengganan dari agensi iklan untuk menggarap media baru,adanya gap pengetahuan internet di semua level departemen pemasar dan hambatan terbesar adalah penetrasi internet di Indonesia baru 10,4%.

Walaupun digitalisasi pemasaran perbankan syariah masih memiliki banyak kendala bukan berarti perbankan syariah nasional mengabaikannya karena penulis melihat untuk di kota-kota besar di Indonesia khususnya Jabotabek pengguna internet setiap hari semakin banyak sekali ini walaupun penulis belum melakukan riset tentang ini, tetapi bisa dibuktikan dengan informasi dari media massa bahwa orang-orang kaya banyak yang ingin mencari informasi di dunia maya dengan menyediakan media internet di rumahnya, di kantor – kantor juga banyak yang menyediakan fasilitas internet untuk para pegawainya serta bisa dibuktikan juga dengan semakin menjamurnya warnet di mana-mana tidak hanya di kampus tetapi juga di jalan-jalan sudah banyak warnet dan pengunjungnyapun (NB:yang bukan untuk bermain) yang mencari data di warnet-warnet tsb cukup ramai setiap harinya.

Wallahu’alam
Maju terus Perbankan Syariah Nasional , Tinggalkan segara system ekonomi kapitalis
Al-Faqir

© Alihozi 01 November 2008
Komentar atas tulisan ini bisa dikirimkan ke http://Alihozi77.blogspot.com atau SMS ke No Hp : 0813-882-364-05

20 Oktober 2008

BERGABUNGLAH DENGAN MILIST KOMUNITAS PENGGUNA SHAR-E

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKAATUH

SEMOGA ALLAH,SWT SELALU MEMBIMBING KITA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS KITA SEHARI-HARI

KEPADA SELURUH REKAN-REKAN PEMBACA SETIA BLOG HTTP://ALIHOZI77.BLOGSPOT.COM BERGABUNGLAH SEGERA DENGAN MILIST SHAR-E YAITU SEBUAH MILIST KOMUNITAS PENGGUNA SHAR-E, DISANA BISA BERTUKAR FIKIRAN MENGENAI SEGALA HAL YANG BERKAITAN DENGAN AJARAN AGAMA ISLAM BAIK EKONOMI SYARIAH DAN LAIN SEBAGAINYA YANG MANA MODERATORNYA SUDAH TERKENAL DI DUNIA MAYA.

TERIMAKASIH


ALIHOZI

16 Oktober 2008

PENTINGNYA BANK SENTRAL MENGAWASI BANK SYARIAH

Oleh : Alihozi
Http://Alihozi77.blogspot.com


Akar krisis yang kini melanda AS sudah tentu dapat ditelusuri kembali ke tahun-tahun ketika Alan Greenspan menjabat sebagi Ketua US Federal Reserve. Pada waktu itu, uang mudah diperoleh dan regulasi tidak ketat. Kredit perumahan yang terkenal dengan “no income, no job dan no assets merupakan bukti jelas dari kelalaian badan regulator bersangkutan. (Eswar Prasad, Koran Tempo 15 Oktober 2008)

Belajar dari kesalahan badan regulator AS tsb di atas harus dijadikan pelajaran berharga bagi industri perbankan di Indonesia, khususnya bagi Bank Indonesia sebagai badan regulator yang mengawasi industri perbankan nasional termasuk meningkatkan pengawasan terhadap perbankan syariah yang sedang mengalami perkembangan yang pesat.

Penulis kali ini lebih menyoroti tentang pentingnya Bank Indonesia meningkatkan pengawasan terhadap perbankan syariah karena :

1.Ajaran Islam adalah sudah pasti kebenarannya akan tetapi System Ekonomi Syariah tidaklah mutlak nilai kebenarannya karena System Ekonomi Syariah merupakan hasil tafsiran manusia terhadap Al-Qur’an dan Sunnah, sehingga harus terus selalu dikritisi keberadaanya, apalagi yang menjalankan System Ekonomi Syariah adalah manusia-manusia juga yang tidak luput dari kesalahan.

2.Keruntuhan system ekonomi kapitalis akan membuat orang-orang di seluruh dunia termasuk Indonesia mulai tidak percaya lagi dengan system ekonomi kapitalis dan akan beralih kepada system ekonomi lain termasuk system ekonomi syariah

3.Kalau system ekonomi syariah dijalankan oleh manusia – manusia yang memiliki moral yang buruk (moral hazard) maka system ekonomi syariah bisa mengalami keruntuhan juga seperti yang dialami oleh system ekonomi kapitalis. Kalau system ekonomi syariah runtuh akan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat bukan hanya kepada system ekonomi syariah itu sendiri tetapi juga kepada ajaran agama islam secara keseluruhan.

Karena ketiga alasan tsb penulis hanya ingin mengingatkan pentingnya Bank Indonesia untuk terus menerus meningkatkan pengawasan terhadap bank syariah agar bank syariah tidak melakukan penyimpangan – penyimpangan yang akan membuat bank syariah mengalami keruntuhan.

Dr.Umar Chapra seorang pakar ekonomi syariah dalam bukunya : “Sistem Moneter Islam”, menulis bahwa “ meskipun bank-bank dalam sebuah perekonomian islam bisa dikelola oleh sector swasta, namun perlu mengadopsi tindakan-tindakan untuk mengurangi kekuasaan mereka dalam masyarakat , seperti anggota dewan komisaris atau manajemen perbankan tidak diperbolehkan menjadi direktur atau manajer dari bisnis mereka. Jika tidak diambil tindakan-tindakan tsb , dikhawatirkan bank-bank islam yang beroperasi dalam kerangka mudharabah dan syirkah dapat menjadi lebih berkuasa daripada bank-bank konvensional sekalipun.” . Demikian yang dikatakan oleh Dr.Umar Chapra dalam kaitannya dengan pengawasan terhadap perbankan syariah.

Wallahu’alam
Al-Faqir


Alihozi
http://alihozi77.blogspot.com

15 Oktober 2008

JANGAN MENARUH TELUR DALAM SATU KERANJANG

Oleh : Alihozi

Http://Alihozi77.blogspot.com


Bagi orang yang pernah belajar ilmu manajemen keuangan istilah “ Jangan Menaruh Telur Dalam Satu Keranjang “ merupakan hal yang tidak asing lagi. Istilah ini digunakan untuk mengingatkan kita untuk tidak menginvestasikan uang atau kekayaan kita hanya pada satu lembaga keuangan saja seperti menabung di satu bank dan juga tidak mengivestasikan uang atau kekayaan hanya pada satu non lembaga keuangan seperti investasi pada satu perusahaan komoditas. Karena apabila kita hanya meginvestasikan uang kita hanya pada satu lembaga keuangan saja termasuk pada satu lembaga keuangan yang memakai system syariah, dan lembaga keuangan tsb mengalami kerugian yang besar atau di rush oleh nasabahnya maka kita akan kehilangan seluruh uang dan kekayaan kita tsb


Walaupun istilah itu sudah dikenal banyak oleh anggota masyarakat kita , hal ini mulai dilupakan oleh orang-orang yang hanya ingin mendapatkan hasil yang besar dengan mengabaikan tingkat resiko yang akan terjadi. Seperti ada kisah nyata seorang pensiunan pegawai yang terkena stroke lalu meninggal setelah mendengar bahwa seluruh uang pensiunannya yang diinvestasikan di salah satu perusahaan agrobisnis dibawa kabur oleh pemilik perusahaan tsb


Allah,SWT berfirman di dalam Al-Qur’an :

“…Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Luqman :34).

Pada ayat tsb Allah,SWT mengingatkan kepada kita bahwa tidak ada seorang manusiapun yang bisa memastikan apa yang akan terjadi pada hari esok , kita tidak bisa memastikan apakan suatu investasi keuangan itu pasti untung atau rugi.


Kita juga tentu masih ingat waktu krisis moneter tahun 1997-1998 yang berimbas kepada krisis perbankan melanda tanah air, suku bunga perbankan mencapai 70%. Walaupun suku bunga sudah mencapai setinggi itu, tetap saja waktu itu para nasabah bank konvensional banyak yang kehilangan kepercayaan kepada dunia perbankan sehingga ingin melakukan penarikan dana tabungan besar-besaran dari perbankan nasional.


Kalau pemerintah waktu itu tidak turun tangan memulihkan kepercayaan terhadap perbankan nasional dengan memberikan bantuan finansial seperti program BLBI dan program Rekapitalisasi , niscaya semua nasabah perbankan konvensional tsb tidak akan bisa menarik dananya kembali dari perbankan.


Pada saat ini dimana sedang terjadi krisis financial global, alangkah baiknya kita kembali untuk mempraktekan istilah “Jangan Menaruh Telur dalam Satu Keranjang”, dan kita kembali untuk menginvestasikan uang dan kekayaan kita tidak hanya pada satu lembaga keuangan akan tetapi mengeinvestasikannya kepada beberapa lembaga keuangan atau beberapa perusahaan non lembaga keuangan yang mempunyai reputasi dan kinerja yang baik Selain itu juga kita dalam memanage keuangan agar kembali kepada ajaran Al-Qu’ran dan Sunnah (baca juga artikel saya yang berjudul: “Manajemen Keuangan Islami”) agar tidak mengalami kerugian dunia dan akhirat.

Wallahu’alam

Al-Faqir


Alihozi http://Alihozi77.blogspot.com

Ada pendapat lain tentan istilah “Jangan Menaruh Telur dalam Satu Keranjang?”

04 Oktober 2008

Pemikiran Ulama Ternama " Alm.Buya Hamka" Tentang Bahaya Sistem Ekonomi Yahudi

Oleh : Alihozi

Http://alihozi77.blogspot.com

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”(Al-Baqarah:120)

Pada tulisan saya yang terdahulu yang berjudul “ Bahaya Sistem Bunga dan Kegiatan Spekulatif bagi Ummat Manusia” saya mengatakan bahwa ada sebagian manusia di dunia ini yang terus menerus selalu mengejar materi (harta) sebanyak-banyaknya dengan memakai system bunga dan kegiatan-kegiatan spekulatif yang saat ini telah menimbulkan krisis financial market di Negara AS yang perlahan –lahan mendorong negara adidaya tsb ke jurang kehancuran ekonomi dan yang mereka lakukan tsb telah menyebabkan naiknya harga minyak dan komoditas yang melemahkan daya beli warga dunia (termasuk warga negara Indonesia) .

Sebenarnya siapa golongan manusia yang saya maksud tsb yang selalu terus menerus mengejar materi (harta) sebanyak-banyaknya dengan memakai system bunga dan kegiatan-kegiatan spekulatif dengan mengorbankan orang lain di seluruh dunia ? Tidak lain dan tidak bukan adalah orang-orang Yahudi yang ada di Wall Street AS. Untuk menguatkan pendapat penulis ini, berikut penulis akan mengutip pendapat dari ulama ternama yaitu Alm.Buya Hamka yang penulis ambil dari sebuah karya fenomenal beliau yaitu Tafser Al-Azhar, yang diterbitkan oleh Pustaka Panji Mas Jakarta. Sebuah tafsir Al-Qur’an yang beliau tulis ketika beliau masih di dalam tahanan pemerintahan rejim orde lama. Tahanan penjara terhadap beliau dengan tuduhan melakukan subversi terhadap pemerintah tanpa pernah dibuktikan secara hukum.

Beliau (Alm. Buya Hamka) berhasil menyelesaikan Tafser Al-Azhar selama di penjara sebanyak 30 juz. Setelah bebas dari penjara orde lama, beliau tetap gigih memperjuangkan ajaran-ajaran agama Islam di tanah air walaupun mendapat tekanan dari pemerintah orde baru sampai beliau berpulang ke rahmatullah.

© Alihozi 30 September 2008

Dalam tafser Al-Azhar halaman 374, ketika Beliau menafsirkan Surat Al-Baqarah ayat 120 yang artinya kurang lebih :

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka”

Beliau menuliskan bahwa “Yahudi tidak memerlukan orang-orang Islam itu pindah ke agama Yahudi tetapi Yahudi memasukkan pengaruh ajarannya yaitu kehidupan riba (system bunga) kepada Islam dan Nasrani . Negara AS yang besar saja terpaksa terpengaruh karena yang memegang keuangan di Wallstreet adalah bankir-bankir Yahudi.

Segala kelancaran ekonomi AS ada di tangan Yahudi,. apalagi negeri-negeri Islam termasuk Indonesia terpaksa mendirikan bank-bank dengan system riba(system bunga), memperlicin hukum riba supaya bernafas untuk hidup, tidak mencari jalan lain sebab seluruh dunia telah dikongkong ajaran Yahudi tsb. Semuanya inilah yang diisyaratkan oleh ayat tsb, bahwa orang Yahudi belum puas sebelum ummat Islam mengikuti ajaran-ajaran mereka. Ini bukan ancaman yang menimbulkan takut tetapi sebagai perangsang supaya kaum muslimin terus berjihad menegakkan ajaran agamanya.”

Dan dalam Tafsir Al-Azhar Surat Al-Baqarah ayat 278 (perintah Allah,SWT untuk meninggalkan riba), beliau juga mengatakan pentingnya ummat Islam untuk memperjuangkan ekonomi syariah yaitu ekonomi yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah dan meninggalkan system ekonomi Yahudi.

Setelah mengetahui bahwa Ulama sekelas Alm.Buya Hamka saja memperingatkan kita akan bahaya system ekonomi Yahudi yang berbasis system bunga dan spekulatif sejak tahun 1960 lewat Tafsir Al-Azhar nya. Dan peringatan Alm.Buya Hamka tsb telah menjadi kenyataan, yaitu kita bangsa Indonesia telah mengalami pahitnya krisis ekonomi dan perbankan tahun 1997-1998 yang efeknya belum hilang sampai sekarang karena memakai system ekonomi Yahudi dan juga sekarang tahun 2008 negara adidaya AS juga mengalami hal yang tidak jauh berbeda dengan mengalami krisis financial market karena memakai system ekonomi Yahudi, Apakah kita sekarang masih akan tetap memakai system ekonomi Yahudi dan tidak segera beralih ke system ekonomi syariah? Jawabannya kembali kepada diri kita masing-masing, tinggal memilih kalau kita sebagai ummat Islam ingin maju , kita harus segera meninggalkan system ekonomi Yahudi dan beralih ke system ekonomi syariah.

Wallahu’alam

Al-Faqir

©Alihozi 03 Oktober 2008

Http://Alihozi77.blogspot.com