26 Februari 2010

Keutamaan Bersedekah Kepada Faqir Miskin Yang Tidak Meminta-minta


By : Alihozi


Suatu hari di salah satu bagian ibukota terjadi peristiwa kebakaran di malam hari yang melanda sebuah rumah keluarga kaya raya, yang mana seluruh penghuni rumah termasuk pemiliknya mati terbakar didalam rumah tsb. Para penghuni rumah tsb sudah berusaha keluar dari rumah namun karena semua pintu keluar sudah terkepung api dan jendela-jendela yang ditralis besi yang kuat maka mereka tidak bisa keluar.


Walaupun penghuni rumah tsb tidak pernah mau bergaul dengan para tetangga apalagi menolong tetangga yang sedang kesusahan, para tetangga rumah tsb tetap berusaha menolong mereka dg membawa linggis, namun karena terlampau kuat tralis besi jendela rumah tsb, maka sia-sialah usaha mereka untuk menolong.


Apa yang terjadi kepada keluarga kaya tsb bisa menjadi pelajaran yang berharga untuk kita semua yang mengaku beriman kepada Allah,SWT dan hari pembalasan bahwa untuk hidup bahagia dengan harta yang berlimpah aman dari maling,pencurian atau perampok adalah bukan dengan memasang tralis-tralis besi yang kuat di dalam rumah kita tapi kita harus menjalankan apa yang sudah diperintahkah dalam Al-Qur’an dan Sunnah yaitu melaksanakan Zakat,Infaq atau Shodaqah dari sebagian harta kita kepada para faqir miskin baik yang meminta-minta maupun tidak meminta kepada kita, khususnya di lingkungan sekitar kita.


Firman Allah,SWT dalam Al-Qur’an Qs. 2 : 273 :

” Berinfaqlah kepada orang-orang faqir yang terikat oleh jihad di jalan Allah, mereka tidak dapat berusaha di muka bumi , orang yang tidak menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari meminta-minta, kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya , mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang kamu nafkahkan (di jalan Allah) , maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.”


Dari ayat di atas jelas bahwa Allah,SWT memerintahkan kepada kita untuk menafkahkan sebagian dari harta kita kepada para faqir miskin baik yang meminta maupun tidak meminta tapi kita tahu mereka membutuhkan pertolongan dari tanda-tanda mereka dalam kehidupannya sehari hari.


Apalagi jaman sekarang ini yang mana banyak sekali orang yang miskin yang untuk makan sehari-hari saja mereka harus berjuang dari pagi s/d sore namun masih kekurangan makan karena masih harus membayar mahalnya sewa kontrakan rumah, namun mereka enggan meminta-minta kepada orang kaya. Orang-orang miskin seperti inilah juga harus kita bantu, mungkin minimal dengan memberikan sebagian makanan yang ada di rumah kita, bukankah ini perintah Baginda Nabi Kita Muhammad,SAW kepada kita ummatnya?


Ulama terkenal Imam Habib Abdullah Hadad dalam kitabnya ”Nasihat Agama dan Wasiat Iman ” dalam Bab Zakat,Infaq dan Sedekah mengatakan bahwa orang yang tidak mau mengeluarkan zakat,infaq atau sedekah terhadap sebagian hartanya akan mengalami hal-hal sebagai berikut :


1.Harta tsb bisa menjadi sumber bahaya, fitnah dan bencana.

2.Harta tsb terangkat berkahnya.

3.Harta tsb bisa menjadi sumber dari segala perbuatan dosa.

4.Hidup penuh gelisah dan keluh kesah, merasa bosan dg ketentuan Allah,SWT.

5.Dikhawatirkan meninggal dalam keadaan Suul Khatimah (keluar dari agama Islam).

6.Di akhirat harta yang tidak dikeluarkan zakatnya akan menyiksa yang empunya harta tsb di neraka.


Mohon maaf atas segala kekurangan,

Walllahua’lam

Al-Faqir


http://alihozi77.blogspot.com

Bagi anda yang membutuhkan pembiayaan untuk keluarga dan perusahaan anda dengan konsep bank syariah bisa menghubungi ali via sms 0812-1249-001 atau email ali.hozi@yahoo.co.id

25 Februari 2010

Bahaya Peranan Uang Dalam System Ekonomi Kapitalis



By : alihozi
Kita semua mengetahui bahwa peran asli uang adalah sebagai skala nilai umum dan sebagai media pertukaran, sebagai pemecah kesulitan-kesulitan yang timbul dari system barter. Tapi sekarang ini dalam masyarakat kita uang sudah memainkan peran lain yang tidak terkait dengan peran aslinya yaitu peran menimbun dan mengakumulasi kekayaan dan bahkan mendorongnya dengan melegalisasi system bunga.

Dengan uang , banyak orang tidak hanya bisa membeli komoditas apapun yang ia inginkan, namun juga bisa menyimpan uang selama yang ia kehendaki. Hal inilah yang dikemukakan baik oleh JM Keynes dan Milton Friedmen dalam teori-teori mereka tentang permintaan atas uang dalam masyarakat kapitalis.

Peran insidental uang sebagai instrument penumpukan dan akumulasi kekayaan, merupakan peranan yang terpenting dalam naungan system ekonomi kapitalis. Peran ini mendorong terjadinya penumpukan kekayaan, ini akan menggoncang keseimbangan antara permintaan total dan penawaran total dari keseluruhan komoditas, baik secara produktif maupun konsumtif.

Akibatnya banyak kekayaan yang dihasilkan yang tersimpan tak dibelanjakan. Pasar kapitalis akan sulit menariknya keluar dan mengalami krisis penumpukan kekayaan yang dihasilkan. Keadaan ini akan bisa mematikan pergerakan produksi dan pada gilirannya kehidupan ekonomi secara umum. Dalam rentang waktu yang panjang, kapitalisme tidak menyadari ancaman kesulitan-kesulitan yang muncul tsb dari penumpukan kekayaan akibat peran insendital uang ini.

Kekayaan akan terkosentrasi di tangan segelintir individu, kesengsaraan akan merata menimpa sebagian besar anggota masyarakat karena orang kebanyakan tidak bisa memenuhi kebutuhan berbagai komoditas untuk hidup mereka karena menurunnya daya beli mereka.

Dalam system ekonomi Islam tidak seperti system ekonomi kapitalis tsb, Islam sangat menentang penumpukan kekayaan dengan membebankan zakat atas harta yang ditumpuk, dan mendorong pembelanjaan uang dalam ranah-ranah produktif maupun konsumtif.
Firman Allah,SWT dalam Al-Qur’an : “…..supaya harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya saja diantara kalian”. Qs 59:7
Dalam suatu riwayat Imam Ja’far Ash-Shadiq salah satu keturunan Rasulullah,SAAW yang terkenal menyatakaan, “ Allah,SWT telah menganugerahi kalian kekayaan yang melimpah agar kalian membelanjakannya. Dia tidak menganugerahi kalian dengan semua itu untuk kalian timbun”.

Oleh karena itu untuk mencegah bahaya peranan uang dalam system ekonomi kapitalis yang telah diuraikan diatas, kita semua harus mempunyai kesadaran penuh untuk melakukan introspeksi diri masing-masing apakah selama ini kita sudah menjalankan system ekonomi Islam dalam kehidupan kita sehari-hari yaitu :
1. Melaksanakan kewajiban membayar zakat , infaq dan sedekah dari harta kekayaan yang kita miliki.
2. Membelanjakannya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari tanpa berperilaku boros dan berlebih-lebihan

3. Membelanjakannya untuk membantu orang-orang yang tidak mampu baik dari sanak family kita sendiri maupun orang lain, walaupun mungkin family kita tsb atau orang lain tidak meminta-minta kepada kita, tapi terlihat dari tanda-tanda mereka kalau mereka memang membutuhkan bantuan pertolongan kita.

4. Membantu kegiatan-kegiatan agama Islam dan kegiatan-kegiatan sosial di masyarakat.
5. Menginvestasikan harta kita di ranah-ranah produktif

Ya Allah Ya Tuhan Kami, kami berlindung kepadaMu dari Sifat Bakhil atau Kikir dan berilah petunjukMu kepada kami agar kami bisa menggunakan harta kami sebaik-baiknya di jalan yang Engkau ridhai...Amiin
Wallahua’lam
Salam
Al-Faqir


23 Februari 2010

Manisnya Bekerja Dengan Ikhlas di Bank Syariah

By : Alihozi



Firman Allah,SWT dalam Al-Qur’an :“ Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya” Qs: At-Thalaq 2-3.

Subhanallah, Maha Suci Engkau Ya Allah , Maha Benar Engkau Ya Allah dengan segala firmanNya, saya ucapkan ketika saya secara berturut-turut melihat tiga orang teman saya mendapatkan hadiah undian haji dan umrah dari tempat bank syariah saya bekerja, adalah orang-orang yang benar – benar menjalankan perintah Allah,SWT salah satu cabangnya taqwa. Yaitu KEIHKLASAN DALAM BEKERJA.


Mengapa saya katakan demikian? Karena keseharian teman-teman saya tsb bekerja keras dengan penuh keikhlasan berusaha memberikan kontribusi membesarkan bank syariah tempat saya bekerja, tidak berkeluh kesah, terus bekerja secara profesional memberikan yang terbaik untuk perusahaan, walaupun secara pendapatan materi yang diterima adalah termasuk yang paling kecil dibandingkan dengan teman-teman saya yang lainnya, sehingga saat ini mereka diberikan balasan kebaikan oleh Allah,SWT berupa bisa pergi haji dan umrah ke tanah suci.


Dalam Agama Islam amat menghargai kerja dan mengaitkannya dengan martabat dan harga diri manusia serta kedudukannya di mata Allah,SWT dan seorang individu yang bekerja mencari nafkah hidupnya memiliki kedudukan yang lebih baik disisi Allah,SWT ketimbang ahli ibadah ritual yang tidak bekerja mencari nafkah. Kondisi tidak bekerja dianggap sebagai cacat bagi kemanusiaan seseorang dan tanda kekerdilannya.


Dalam sejarah kehidupannya yang suci dikisahkan bahwa setiap Rasulullah, SAW mengangkat tangan seorang penjahit yang bekerja keras, lalu Beliau mencium tangan tsb dan berkata, “ Mencari nafkah yang halal adalah kewajiban setiap orang yang beriman. Ia yang memakan apa yang dihasilkan dari kerja keras tangannya , akan menyeberangi shiraht seperti kilat., di hari kemudian Allah akan memandangnya dengan kemurahan hati.


Oleh karena itu kita dalam bekerja dalam bidang apapun dan dimanapun tidak hanya bekerja di bank syariah haruslah dengan penuh keikhlasan dan tidak berkeluh kesah untuk mendapatkan keridhaan Allah,SWT , tidaklah melulu hasil kerja keras kita diukur dengan materi pemberian manusia karena pemberian dari Allah,SWT adalah lebih baik dan lebih kekal. Contohnya nikmat sehat yang diberikan oleh Allah,SWT untuk diri kita, anak-anak kita dan keluarga kita yang secara sadar atau tidak sadar sering kita lupakan.


Mari kita berdo’a kepada Allah,SWT agar kita diberikan hati yang selalu ikhlas dalam bekerja agar mendapatkan keridhaanNya dunia dan akhirat. Amiin


Wallahua’lam

Salam

Al-Faqir


http://alihozi77.blogspot.com

Bagi anda yang ingin mengetahui pembiayaan bank syariah untuk keluarga dan perusahaan anda bisa menghubungi ali : Hp: 0813-882-364-05 / 0812-1249-001 atau email ali.hozi@yahoo.co.id

02 Februari 2010

KONSEP STABILITAS PENGEMBALIAN PADA PEMBIAYAAN BANK SYARIAH

By : Alihozi

Pada buku-buku perencanaan keuangan kita akan menjumpai tentang konsep stabilitas pengembalian merupakan suatu hal yang amat vital dalam pembayaran utang. Pengembalian yang relatif stabil mempermudah perencanaan keuangan baik untuk perusahaan maupun keluarga. Selain itu, pengembalian yang stabil membuat pasti berapa tepatnya cicilan utang yang dapat disetor tiap bulan/tahunnya. Selain berperan pada pengembalian, kestabilan juga mencakup bagaimana merancang rencana keuangan yang lebih tahan dari guncangan dan bagaimana menangani kejadian yang tak terduga.

Firman Allah,SWT “Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Qs:31:34) Kalau dilihat dari ayat tsb jelaslah manusia hanya bisa merencanakan, Allah,SWT yang menentukan.

Tiada manusia yang sempurna, sehebat apapun perencanaan keuangan kita termasuk dengan dibantu ekonom ternamapun, pasti ada saja variable-variabel yang benar-benar tak terduga yang mempengaruhi perencanaan keuangan . Contohnya variabel tidak terduga adalah krisis ekonomi yang berpengaruh pada fluktuasi tingkat suku bunga seperti krisis ekonomi tahun 1997-1998 dan krisis ekonomi global tahun 2008-2009.

Sesuatu yang stabil tentunya tak banyak bergoyang, maksudnya bergoyang dalam dunia ekonomi berarti selisih pembayaran angsuran hutang tiap bulannya/tahunnya adalah kecil , tidak besar. Kestabilan amat dibutuhkan apabila kita mengharapkan kepastian terutama kita berniat mengambil utang baik untuk perusahaan atau untuk keperluan konsumtif. Tentunya kita tidak mau dicap gagal bayar dan masuk dalam catatan buruk di perbankan bukan? Dalam kondisi semacam itu, kita akan memilih jenis utang yang pembayarannya stabil tidak bergejolak .

Jenis utang yang pembayarannya stabil tidak bergejolak tentu saja utang yang tidak terpengaruh dengan fluktuasi system bunga yaitu jenis utang yang memakai konsep pembiayaan bank syariah. Dengan konsep pembiayaan bank syariah stabilitas pengembalian utang akan lebih terjaga karena dengan konsep pembiayaan bank syariah , suatu bank syariah tidak diperkenankan merubah pricing yang sudah disepakati pada saat akad pembiayaan s/d akad tsb selesai walaupun fluktuasi tingkat suku bunga sedang tinggi saat berlangsungnya akad pembiayaan tsb.

Sekarang tinggal pada pilihan anda, apakah mau beralih kepada pembiayaan dengan konsep bank syariah atau tetap pada konsep bunga ?

Salam

http://alihozi77.blogspot.com Bagi Anda yang ingin lebih mengetahui pembiayaan untuk perusahaan atau keluarga dengan konsep bank syariah bisa menghubungi alihozi hp: 021-92999-803 atau 0812-1249-001 atau email ali.hozi@yahoo.co.id