29 Maret 2008

Duka Pedagang Cipulir Yang Menjadi Kebahagiaan Setelah Menjadi Nasabah Bank Syariah


(Kisah Nyata)
Oleh : Alihozi (Praktisi)


Pada akhir tahun 2007, saya diajak staff marketing untuk kunjungan ke salah satu nasabah lama seorang pedagang, karena pedagang itu akan mengajukan pembiayaan modal kerja baru untuk usaha dagangnya di pasar Cipadu, Kreo Tangerang. Setelah bertemu , pedagang itu menceritakan awal mulanya ia bergabung dengan bank syariah.

Pada tahun 20002 ia mendapatkan pembiayaan modal kerja dari bank syariah tempat saya bekerja cabang Cipulir, pada saat itu membutuhkan dana untuk menambah stock barang dagangannya menghadapi bulan suci ramadhan. Sesudah ia membeli barang dagangan untuk dijual kembali tepatnya bulan febuari 2002 , Allah, SWT berkehendak lain pasar cipulir terendam banjir siklus 5 tahunan yang luar biasa yang melumpuhkan seluruh aktivitas perdagangan di sana. Karena ia terkena juga dampak banjir itu, maka ia mengajukan penangguhan pembayaran angsuran pinjaman.

Bank syariah menyetujuinya, ia sangat senang sekali karena selain disetujui keinginannya juga bank syariah tidak memungut bunga dari setiap keterlambatan ia membayar angsuran pinjaman. Ia lalu pindah berdagang di pasar Cipadu , Kreo Tangerang agar bisa melunasi pinjaman ke bank syariah.

Saat ini ia merasa bahagia karena selain ia berhasil melunasi hutang – hutangnya di bank syariah ia juga berhasil membangun bisnis kontrakkan 7 pintu di daerah Cipadu dengan mendapatkan tambahan pinjaman dari bank syariah tempat saya bekerja. Setelah bercerita ia mengajak saya untuk melihat kontrakkannya tsb.


Jakarta 29, Maret 2008


Alihozi


27 Maret 2008

MEMBANGUN JIWA ENTREPRENEUR UMMAT MUSLIM



Oleh : Alihozi



Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui, hingga kini pertumbuhan jumlah pengusaha pribumi berjalan lambat dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah pengusaha nonpribumi. Ini karena minat lulusan universitas di Indonesia masih sedikit yang ingin menjadi pengusaha. Banyak diantara anak – anak keturunan pribumi lebih memilih menjadi pegawai negeri sipil atau seorang tentara. Ini berbeda dengan kultur anak – anak nonpribumi yang sangat besar untuk berwiraswasta Hal ini disampaikan Wapres saat memberikan pengarahan di acara pembukaan “Tepang Saudagar Tatar Sunda “ atau pertemuan para kelompok pengusaha yang berasal dari daerah Pasundan, Jawa Barat di Gedung pertemuan Bank Indonesia (BI) Bandung.(Kompas , 25 Maret 2008).

Apa yang dikatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla tsb memang benar , banyak teman – teman saya yang lulus sekolah atau kuliah itu tidak berfikiran sama sekali untuk menjadi pengusaha dengan berbagai macam alasan. Mereka lebih memilih menjadi pegawai swasta atau menjadi pegawai negeri. Terlepas bagaimana cara orang – orang nonpribumi itu berbisnis yang perlu kita cermati adalah bagaimana orang – orang nonpribumi itu berusaha membangun jiwa kemandirian tanpa harus bekerja kepada orang lain.

Saya mempunyai teman nonpribumi pada waktu SMEA namanya Maria Deliana ,ia seorang wanita yang cerdas dan berprestasi di sekolah . Setelah lulus sekolah ia tidak ikut teman – teman yang lain untuk ikut test ikut masuk perguruan tinggi STAN milik pemerintah , ia lebih memilih kuliah di swasta sambil bekerja dan berjualan sepatu, ini saya melihat sendiri ketika bertemu di sebuah kereta listrik (KRL) jabotabek padahal saya tahu orangtuanya mempunyai toko material di daerah klender.

Banyak alasan teman – teman saya ummat muslim untuk tidak menjadi pengusaha karena keterbatasan modal, padahal membuka usaha itu tidaklah harus langsung besar yang penting adalah semangat untuk membangun jiwa kemandirian secara terus menerus seperti yang dilakukan oleh orang – orang nonpribumi. Saya pernah mendengar ceramah Ir.Fadel Muhammad di kampus (sekarang geubernur gorontalo) mengenai membuka usaha itu seperti orang yang memakan pisang haruslah dikupas dulu kulitnya satu per satu barulah bisa memakan manisnya buah pisang.

Jadi untuk membuka usaha bisa mencoba dari hal – hal yang kecil dulu, sekecil apapun usaha yang dijalankan atau menemui kegagalan dalam baru memulai usaha , berarti sudah mendapatkan satu point pengalaman yang berharga dibandingkan tak pernah mencoba sedikitpun untuk menjadi pengusaha. Apabila belum mempunyai modal , bisa bekerja dengan orang lain dulu untuk mengumpulkan modal sambil menjalankan usaha kecil – kecilan dulu setelah usaha berjalan barulah berhenti dari bekerja dengan orang lain.

Ummat muslim yang penduduknya mayoritas di Indonesia haruslah segera meninggalkan pola fikir yang masih bekeinginan setelah sekolah tinggi lalu bekerja dengan orang lain menuju pola fikir untuk membangun semangat jiwa entrepreneur pada diri sendiri dan anak keturunan , bukankah Rasululah ,SAW dan mayoritas para sahabat mencotohkan untuk menjadi entrepreneur. Hanya dengan membangun semangat jiwa entrepreneur , ummat muslim bisa mengejar ketinggalan di bidang ekonomi, apalagi saat ini kita harus bersiap untuk menghadapi realitas ekonomi global yang penuh ketidak pastian dan kondisi ekonomi dalam negeri yang mana terjadi kenaikan harga semua kebutuhan pokok . Menurut para menteri perekonomian dan ekonom pada CEO Forum Kompas 100 saat comfort zone sudah lewat bagi perekonomian Indonesia saat ini. (Kompas 14 Maret 2008).

Sebagai penutup, saya bercerita ada seorang karyawan swasta yang bekerja di perusahaan asing datang ke tempat mertua saya untuk menceritakan perihal kerjanya yang selalu pulang larut malam bahkan sampai pagi, oleh mertua saya ia disarankan untuk keluar dan menjadi pengusaha. Ia menuruti apa yang dikatakan oleh mertua saya walaupun orangtuanya sangat keberatan ia keluar kerja dari perusahaan asing tsb.Ia memulai usaha dengan membuka wartel dan kursus private pelajaran sekolah namun gagal, lalu ia mencoba terus, terakhir ia datang ke mertua saya untuk meminta bantuan mencari karyawan kasir untuk ditempatkan di perusahaannya yaitu usaha cuci cetak foto digital di daerah ciledug. Usahanya sekarang itu terbilang lumayan karena omzetnya 1 bulan mencapai Rp.25 juta.

Jakarta , 26 Maret 2008

25 Maret 2008

BAHAYA BUNGA BANK (1)

Bahaya Bunga Bank

Oleh : Alihozi (Praktisi)




1. Bunga adalah salah satu faktor penyebab ketidakstabilan dalam perekonomian kapitalis.


Sekarang ini drama subprime mortgage (krisis kredit macet perumahan) di AS yang menyeret perekonomian terbesar dunia ini masih terus berlanjut tanpa ada tanda – tanda berakhir. Apa yang sebenarnya terjadi dengan subprime mortgage loan di AS ?

Pertumbuhan subprime mortgage market di Amerika meningkat dengan cepat mencapai 22% dari total originasi KPR dalam jumlah total sisa pinjaman lebih $650 juta pada akhir tahu2006. Beberapa factor utama meningkatnya pasar. Dari sisi demand, sektor perumahan yang baik selama tahun 2002 – 2005, rendahnya suku bunga KPR & apresiasi harga rumah. Dari sisi suplai, dengan demand yang tinggi dan masih terbukanya peluang usaha, penyalur KPR berbondong – bondong masuk ke pasar ini untuk menawarkan jasanya.

Dengan meningkatnya kompetisi, penyalur KPR bersaing untuk mendapat konsumen dengan menawarkan produk KPR yang cukup bervariasi tanpa mengenal secara mendalam karakteristik risikonya. Hal ini banyak KPR dengan fitur berisiko tinggi yang disetujui untuk konsumen yang tidak layak.

Dengan menurunnya pertumbuhan sector perumahan semenjak awal 2006 yang ditandai dengan menurunnya peningkatan harga rumah dan meningkatnya suku bunga KPR, banyak konsumen KPR di pasar ini yang mengalami kesulitan membayar angsuran dan kemudian dinyatakan gagal bayar. (1)

Pada kasus yang sekarang sedang terjadi di Amerika tsb , merupakan bukti yang membenarkan bahwa perubahan tingkat suku bunga merupakan salah satu faktor penyebab ketidakstabilan dalam perkonomian kapitalis, karena perilaku suku bunga yang tidak bisa diperkirakan (sedemikian mudah berubah) sehingga tidak seorangpun dapat melakukan perencanaan masa depan.

Tingginya tingkat perubahan pada suku bunga telah mengakibatkan ketidak pastian yang besar dalam pasar investasi yang berdampak mendorong para peminjam dan pemberi pinjaman sekaligus dari tujuan pasar utang jangka panjang kepada pasar utang jangka pendek.Apabila suku bunga turun , maka spekulasi pada bursa dan pasar komoditas biasanya meningkatkan harga – harga saham dan komoditas. Hal ini mempersulit usaha memperoleh dana untuk investasi riil jangka panjang karena komitmen dana untuk tujuan – tujuan spekulatif bersifat jangka pendek, sedangkan investasi riil bersifat jangka panjang. (2) Contoh hal ini kita bisa lihat dari gejala commodity bubble yang sedang terjadi pada saat ini yakni perpindahan aliran modal dari sektor keuangan ke bursa komoditas. Pertemuan gubernur bank sentral se- Asia Pasifik ke 43 di Jakarta Maret 2008 menyoroti perpindahan aliran modal dari sektor keuangan ke bursa komoditas, mereka mengkhawatirkan serbuan modal dunia tersebut, yang bisa menjadi pemicu ketidakstabilan global. (3)


Jakarta, 25 Maret 2008


Referensi :

1.WWW.detik finance.com , “Memahami Subprime Mortgage Amerika Serikat”

2. Dr.Umar Chapra, “Sistem Moneter Islam”

3. Koran Tempo 24 Maret 2008, “Aliran Modal ke Komoditas Dikhawatirkan”

4. Koran Kompas 14 Maret 2008, “Bukan lagi saatnya berleha – leha”


16 Maret 2008

SERVICE EXCELLENCE PADA BANK SYARIAH

SERVICE EXCELLENCE PADA BANK SYARIAH

(Diambil dari kisah Nyata)

Oleh : Alihozi (Praktisi)

Apabila kita jalan – jalan di kawasan bintaro , akan kita lihat dari bintaro sektor 1 sampai dengan bintaro sektor 9 bukan hanya kawasan perumahan tetapi juga kawasan bisnis seperti bisnis perbankan yang ada di depan bintaro plaza(bintaro sektor 3), komplek perkantoran multiguna (bintaro sektor 3A) dan di depan lapangan golf (bintaro sektor 7). Yang menjadi pertanyaan apa yang menjadi daya tarik kawasan bintaro sehingga banyak dilirik oleh kalangan perbankan nasional? Jawabannya tentu saja karena tingkat kehidupan ekonomi masyarakat di kawasan tsb termasuk dalam golongan menengah ke atas.

Dengan banyaknya bank yang ada di kawasan bintaro membuat persaingan di kalangan perbankan sangat ketat, masing – masing bank berusaha menarik minat masyarakat di kawasan tsb, untuk menjadi nasabahnya dari menawarkan produk simpanan ,produk pinjaman dan produk jasa perbankan lainnya. Bank syariah tempat saya bekerja juga melakukan hal yang serupa, kebetulan saya bertanggung jawab untuk kantor kas bintaro. Saya berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik (service excellence) kepada para nasabah, karena saya mempunyai keyakinan bank syariah harus bisa memberikan service excellence agar bisa tetap bertahan pada persaingan perbankan di kawasan tsb

Saya mempunyai beberapa pengalaman yang menarik dalam memberikan pelayanan kepada nasabah di kawasan ini :

Pengalaman pertama

Pada suatu hari ada seorang dokter yang bertugas di RSCM bersama istrinya datang ke kantor saya untuk menanyakan produk – produk pembiayaan pada bank syariah tempat saya bekerja, karena mereka akan mendirikan klinik bersalin . Setelah saya jelaskan semua yang mereka tanyakan dan memberikan nomor telpon staff marketing yang bisa dihubungi, merekapun pulang akan tetapi kunci mobilnya ketinggalan di kantor saya, lalu saya segera mengejar mereka untuk memberikan kunci tsb dan ternyata memang mereka sedang bingung mencari kunci mobil mereka di tempat parkir. Mereka sangat senang kunci mobilnya saya serahkan kembali. Dikemudian hari mereka akhirnya menjadi nasabah pembiayaan yang loyal di bank syariah tempat saya bekerja.


Pengalaman kedua :

Ada sepasang suami istri yang tinggal di bintaro sektor 2 yang menjadi nasabah deposan di bank syariah tempat saya bekerja, usianya sekitar 50 tahun-an. Di usia yang sudah 50 tahun-an tsb, mereka belum juga dikarunai anak. Namun sungguh mengagumkan mereka terlihat begitu masih saling menyayangi. Setiap bertemu, kami selalu berdikusi mengenai perbankan, keluarga, agama dan hal lainnya . Sebagai wujud perhatian saya kepada mereka, saya juga membuat laporan mengenai perkembangan bagi hasil deposito mereka setiap bulannya dan pada hari ulang tahun mereka saya menyempatkan diri datang ke rumah mereka untuk memberikan hadiah berupa 2 buah buku agama salah satunya yang sedang best seller karena mereka orang yang senang dengan bacaan buku – buku agama islam. Hasilnya sampai dengan tulisan ini saya buat, mereka masih loyal menjadi nasabah deposan di bank syariah tempat saya bekerja.

Dari dua kisah pengalaman saya itu, saya dapat mengambil kesimpulan, bahwa sebagian masyarakat golongan menengah ke atas yang ada di kawasa bintaro dan juga di kawasan lain, dalam memilih bank untuk menaruh dana deposito tidak selalu melihat tingkat return dari deposito yang mereka taruh, tapi mereka lebih melihat kepada bagaimana suatu bank itu bisa memberikan service excellence kepada mereka.

Yang menjadi pertanyaan sekarang, bagaimana seharusnya pemberian pelayanan nasabah di bank syariah? Tentunya pelayanan nasabah di bank syariah itu mestinya lebih baik dari bank konvensional, karena dasar pelayanan di syariah adalah agama yaitu semata – mata mengharapkan keridhaan dari Allah, SWT dan untuk mendapatkan keridhaan-Nya dalam memberikan pelayanan kepada nasabah haruslah dilakukan dengan penuh ketulusan, keikhlasan, kesabaran dan kejujuran.

Banyak yang bisa kita dapat di dunia dan akhirat kalau kita mendapatkan keridhaan Allah,SWT, di dalam kitab AnNashaaih Ad-Diniyah Wal Washaaya Al Imaniyah (Nasihat Agama dan Wasiat Iman ) karya Ulama besar Habib Abdullah Al-Haddad dijelaskan kalau kita bertaqwa kepada Allah SWT kita akan mendapatkan banyak sekali kebaikan – kebaikan dari Allah,SWT baik di dunia mapun di akhirat , diantaranya :

  1. Kita akan terpelihara dari tekanan hidup, mendapatkan rezeki dari arah yang tidak kita sangka –sangka dan senantiasa hidup berlapang dada. (Qs :At-Thalaq 2-3)

  2. Allah,SWT akan selalu beserta kita. (Qs: Al-Baqarah :194)

  3. Kita akan selalu mendapatkan bimbingan ilmu dari Allah,SWT (Qs: Al-Baqarah:282)

  4. Kita akan dibebaskan dari Api Neraka. (Qs:Maryam :71-72)

Memberikan pelayanan nasabah di bank syariah selain didasari oleh ajaran agama tsb, juga harus ditunjang dengan kompetensi dan ketrampilan komunikasi yang bagus. Kompetensi terdiri dari pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk mengantisipasi, mengindentifikasi dan memuaskan kebutuhan nasabah. Suatu hal yang mustahil apabila seseorang yang bekerja di bank syariah bisa memuaskan nasabahnya tetapi tidak mengetahui produk – produk bank syariah

Hal terakhir yang perlu diingat, apabila bank syariah itu pelayanannya lebih buruk dari bank konvensional , bukan hanya nama institusi bank syariah tsb yang menjadi buruk akan tetapi juga citra agama islam di mata masyarakat pasti juga akan menjadi buruk.


12 Maret 2008

MENGENAL LEBIH DEKAT TENTANG WAKAF TUNAI


MENGENAL LEBIH DEKAT TENTANG

WAKAF TUNAI

(Diambil dari Kisah Nyata )

Oleh : Alihozi

Walaupun saya seorang praktisi perbankan syariah, kadang – kadang saya juga mendapatkan pertanyaan hal – hal di luar perbankan syariah tapi masih sekitar ekonomi syariah seperti mengenai wakaf tunai.

Pada saat saya sedang bertugas di kawasan bintaro , suatu hari saya kedatangan seorang customer yakni seorang ibu yang sudah tua usianya sekitar 60 tahunan, Ia menanyakan kepada saya ke masjid mana ia mewakafkan uangnya sebanyak 50 juta rupiah , ia menginginkan uang yang akan diwakafkannya benar – benar dimanfaatkan untuk memakmurkan masjid . Sebelum saya menjawab pertanyaannya (dalam hati) saya berkata sungguh mengagumkan ibu ini, di usia yang sudah tua mau mewakafkan uangnya yang lumayan banyak untuk memakmurkan masjid.

Saya berkata kepada ibu tsb, bagaimana kalau ibu uangnya di wakafkan bukan ke sebuah masjid , tetapi diwakafkan (wakaf tunai) ke lembaga keuangan yang bisa dipercaya untuk mengelola uang ibu yang nanti hasilnya bukan hanya untuk masjid , tetapi juga untuk kegiatan sosial lainnya seperti bantuan untuk usaha kecil, beasiswa, santunan anak yatim dan lainnya. Dan uang pokok ibu yang Rp 50 juta masih tetap utuh ?

Ibu tsb menjawab : Saya setuju sekali , lembaga mana yang bisa depercaya,?

Saya menjawab: Baitul Maal Muamalat (BMM), kebetulan ada sahabat saya yang bekerja di sana.

Saya menghubungi sahabat saya yang bekerja di Baitul Maal Muamalat (BMM) agar bersedia membantu ibu tsb yang akan mewakafkan uangnya.

Pada saat ini , masyarakat islam di Indonesia masih banyak yang belum mengetahui apa itu wakaf tunai(uang) , sebagian besar hanya mengetahui wakaf benda tak bergerak (Fix Asset) seperti tanah dan rumah. Padahal kalau dikelola dengan baik potensi wakaf tunai (uang) pada masyarakat islam indonesia amatlah besar dan akan sangat membantu dalam mengentaskan kemiskinan yang masih melanda sebagian masyarakat islam Indonesia Pada wakaf tunai (uang) pokok uang yang diwakafkan tidak berkurang karena yang disalurkan hanyalah hasil dari pengelolaan uang wakaf tersebut, yang terpenting pada wakaf tunai (uang) adalah lembaga keuangan yang mengelola wakaf tunai (uang) benar – benar lembaga yang profesional, transparan dan terpercaya.

Siapa yang akan menyusul ibu tsb untuk mewakafkan uangnya , dalam usaha mengentaskan kemisikinan pada masyarakat islam Indonesia?