22 Juni 2008

BERSEMANGATLAH SAHABATKU

Oleh: Alihozi (Praktisi)

Satu minggu yang lalu tepatnya hari senin , saya diminta untuk mendampingi staff marketing Bank Syariah tempat saya bekerja Capem Depok untuk melihat asset yang akan menjadi jaminan pembiayaan KPR di daerah depok . Karena yang dituju lebih dari tiga tempat, saya meminta dijemput sekitar jam 8:30 di Bank Syariah Cab.Fatmawati. Pada hari senin jam 8:00 ternyata supir yang menjemput saya ke depok telah datang, kebetulan supir tsb telah lama saya kenal namanya Pak Ismail usianya sekitar 37 tahun.

Saya berkata kepada Pak Ismail bahwa saya baru bisa keluar kantor pada pukul 8:30 dan saya melihat wajah Pak Ismail agak kesal mendengar saya bisa baru keluar jam 8:30 bukan jam 8:00 sambil berkata,

“ Bagaimana ini Ali , kata marketing Depok saya suruh datang pagi-pagi jam 8:00 ternyata kamu baru bisa jalan jam 8:30, saya ini sudah terburu-buru dari rumah untuk mengambil mobil di daerah Lenteng Agung agar bisa sampai di sini tepat waktu menjemput kamu”

Saya bilang kepadanya bahwa saya berpesan kepada staff marketing depok untuk menjemput saya jam 8:30 bukan jam 8:00, ternyata hal itu tidak meredakan kekesalannya. Begitu kami berangkat kira-kira jam 8:30 menuju Depok , Pak Ismail terlihat masih kesal dengan kejadian ini, ia menceritakan bahwa di rumah ia tidak punya pembantu sehingga kalau pagi-pagi ia terburu – buru harus membantu istrinya untuk mencuci pakaian tiga anaknya yang masih kecil-kecil, menjemur kasur dan mengajak jalan-jalan anaknya agar tidak menangis begitu ia berangkat ke kantor dan ia merasa terbebani melakukan hal itu semua. Saya mendengarkan dengan seksama semua keluhan Pak Ismail, lalu saya berkata kepadanya untuk berusaha menghilangkan kekesalannya,

“ Pak Ismail harus ingat dengan kisah Sayidina Fatimah Azzahra putri Rasulullah, SAW yang meminta pembantu kepada Rasulullah Ayahandanya karena ia merasa terlalu lelah untuk mengurusi rumah tangganya baik mengurus anak-anaknya yang masih kecil maupun membantu suaminya Sayidina Ali sampai tangannya itu berdarah ketika menggiling gandum untuk dijadikan roti. Akan tetapi Rasulullah tidak memberikan apa yang diinginkannya, yang diberikan Rasulullah adalah bacaan tasbih,tahmid dan takbir yang masing-masing 33 kali untuk diamalkan putrinya tercinta tsb. Mengapa Rasulullah melakukan hal itu semua? Tentu saja bukan karena Rasullah tidak kasihan melihat keadaan putrinya tsb, tetapi Rasulullah selain menginginkan agar putrinya bisa menjadi teladan bagi ummat islam, juga karena Rasulullah menyadari bahwa beliau tidak bisa menebus putri tercintanya di hadapan Allah, SWT pada hari pembalasan nanti, sehingga beliau menginkan agar putrinya mendapatkan pahala yang banyak dengan mengurusi rumah tangganya tanpa dibantu orang lain dan mendapatkan pahala yang banyak dari mengamalkan zikir yang diajarkannya.”

Setelah saya menjelaskan kisah hidup Fatimah putrid Rasulullah tsb, Pak Ismail tidak lagi terlihat kesal dan berhenti mengeluh, ia mulai menyadari kesalahannya selama ini, yang selalu mengeluh karena mengurusi rumah tangganya.

Dari cerita di atas saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam kehidupan ini kita harus selalu saling nasehat-menasehati dalam kebenaran agar iman selalu terjaga seperti yang tercantum di dalam Al-Qur’an surat Al‘Ashr. Begitu pula dalam dunia perbankan syariah di tanah air yang sedang tumbuh pesat seperti saat ini, agar bank syariah itu terjaga kemurnian syariahnya diperlukan peran serta masyarakat muslim untuk mengawasi kegiatan bank syariah di tanah air, apabila terjadi penyimpangan dari konsep syariah pada kegiatan bank syariah, masyarakat muslim bisa langsung mengingatkan/menasehati bank syariah. Tentu saja bank syariah yang diingatkan untuk tidak menutup diri dari masukkan-masukkan dari masyarakat yang bertujuan menjaga kemurnian syariah pada praktek bank syariah, dengan melaksanakan hal ini saya yakin kapitalisme berjubah syariah bisa dicegah pada praktek bank syariah di tanah air tercinta ini.

Wallahu’alam

Jakarta, 23 Juni 2008

Al-Faqir

Alihozi

Tidak ada komentar: