25 Juli 2008

Kenaikan BBM karena Beban Bunga Obligasi Bank Rekap


Oleh : Alihozi

http://alihozi77.blogspot.com



Salah satu ekonom kawakan pernah mengatakan bahwa kita bangsa Indonesia belum sepenuhnya pulih dari krisis ekonomi tahun 1998 indikatornya adalah APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara ) kita sebanyak kurang lebih 45 trilun itu masih untuk membayar bunga utang – utang pemerintah di bank –bank yang direkap. Di dalam neraca bank-bank yang direkap porsi utang pemerintah yang sifatnya bukan uang, melainkan surat bond. Karena surat ini dianggap punya nilai, maka harus membayar bunga sebanyak itu setiap tahun APBN.

Dan ekonom tsb juga mengatakan “Bagaimana kita ingin pulih dari krisis kalau masih ada bunga dari bank –bank yang direkap?”

Dampak dari pembayaran beban bunga obligasi bank-bank rekap memang amat terasa bagi rakyat kecil karena harus menanggung berbagai pencabutan subsidi – subsidi untuk rakyat seperti kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM yang baru – baru ini dijalankan. Walaupun kenaikan BBM karena alasan kenaikan harga minyak dunia tetapi kita tidak bisa memungkiri bahwa penyebab sebenarnya kenaikan BBM adalah karena beban bunga utang pemerintah yang semakin berat termasuk beban bunga obligasi bank-bank rekap tsb.

Yang menjadi pertanyaan sekarang kapankah end game dari masalah ini, kapankah ada pemimpin yang bisa mengatasi agar APBN tidak ada lagi apa yang disebut pembayaran bunga utang pemerintah dari bank-bank yang direkap, padahal krisis ekonomi telah berjalan kurang lebih 10 tahun sejak tahun 1998 ? Mudah – mudahan pada pilpres tahun 2009 nanti akan muncul pemimpin yang mampu melakukan hal tsb, sehingga bangsa ini bisa secepatnya keluar dari krisis.

Andaikan pada pilpres 2009 nanti belum muncul pemimpin yang mampu melakukan hal tsb, minimal siapapun presiden yang terpilih nanti jangan sampai menjual bank-bank rekap yang sahamnya masih dikuasai pemerintah khususnya bank-bank plat merah, Apabila hal ini dilakukan maka bangsa ini tidak akan bisa keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, mari kita jaga bersama asset-asset bangsa ini jangan sampai mudah dijual kepada pihak-pihak asing.

Wallahu’alam

Al-Faqir

http://alihozi77.blogspot.com

Tidak ada komentar: