Oleh : Alihozi
Allah , SWT berfirman di dalam Al-Qur’an:
Qs:21:47:
“ Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika amalan itu hanya seberat biji sawipun pasti kami mendatangkan pahalanya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”
Qs:23:101-103:
“Barangsiapa yang berat timbangan(kebaikan)nya, maka mereka itulah orang – orang yang mendapat keberuntungan.”
“Dan barangsiapa yang ringan timbangan (kebaikan)nya maka mereka itulah orang – orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam.”
Pada waktu saya masih kuliah di fakultas ekonomi, mata kuliah Akuntansi merupakan mata kuliah yang agak rumit untuk dipelajari oleh teman – teman saya di kampus, sehingga tidak jarang saya membantu mereka dengan memberikan les akuntansi tambahan di luar jam kuliah. Akuntansi adalah ilmu yang mempelajari proses pengolahan data keuangan untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan untuk memungkinkan pengambil keputusan (manajemen) melakukan pertimbangan berdasarkan informasi dalam pengambilan keputusan.
Manajemen perusahaan yang diwakili oleh jajaran dewan direksi perusahaan mempertanggungjawabkan kemajuan perusahaan kepada para pemegang saham melalui informasi keuangan seperti laporan keuangan, apabila neraca laporan keuangan perusahaan bagus banyak mengalami kemajuan maka direksi perusahaan tsb biasanya akan tetap dipertahankan bahkan mendapatkan bonus yang besar, tetapi apabila sebaliknya neraca laporan keuangan itu tidak bagus pastilah jajaran dewan direksi suatu perusahaan akan diganti dengan direksi yang baru.
Bagaimanakah ilmu akuntansi itu bisa diterapkan untuk memanage amal perbuatan kita agar kita bisa mempertanggungjawabkan amal perbuatan kita kepada pencipta kita dan pemilik kita yaitu Allah, SWT yang Maha Esa di hari pengadilan Allah, SWT nanti kelak ? Pada setiap manajemen perusahaan selalu memakai akuntansi untuk menghasilkan informasi keuangan yang mana informasi keuangan itu dipakai untuk melihat tingkat memajuan perusahaan setiap tahunnya, apabila pada tahun pertama neraca keuangan perusahaan kurang bagus, misalnya lebih besar pos kewajibannya dibandingkan pos aktivanya maka tahun – tahun berikutnya manajemen perusahaan berusaha dengan berbagai cara agar neraca keuangan perusahaan semakin maju (lebih baik) dari pada tahun – tahun sebelumnya.
Sayidina Umar ibnul Khatab seorang sahabat Rasulullah, SAW yang terkenal pernah berkata :”Hisablah dirimu sebelum engkau dihisab Allah , SWT di akhirat nanti”. Sayidina Umar berpesan kepada kita agar kita selalu menghitung – hitung segala amal perbuatan kita setiap tahun apakah lebih berat amal baik kita atau amal buruk kita, sebelum Allah, SWT membuka laporan dua malaikat yakni Rakib dan Atid di akhirat nanti segala perbuatan kita di dunia yang mana tidak ada yang luput dari pengawasan kedua malaikat tsb sekecil apapun perbuatan kita baik atau buruk.
Sesuai pesan Sayidina Umar tsb kita bisa memakai akuntansi pahala dosa untuk menghasilkan informasi amal perbuatan kita apakah amal perbuatan kita lebih baik atau lebih buruk dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya, dengan menempatkan pos kebaikan (pahala) di sisi debet dan pos keburukan (dosa) di sisi kredit. Dengan akuntansi pahala dan dosa kita harus seperti manajemen perusahaan yang bagus yakni tidak boleh cepat merasa puas dengan amal – amal kebaikan yang telah kita lakukan, karena belum tentu amal kebaikan kita diterima oleh Allah, SWT. Imam Ahmad bin Hanbal menjelaskan, bahwa seorang muslim sejati akan benar – benar istirahat adalah jika kedua kakinya telah menginjakkan pintu surga.
Sebagai penutup tulisan ini mari kita memohon kepada Allah, SWT agar di akhirat nanti kita termasuk orang – orang yang digambarkan Allah , SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Haqqah 19-22:
19.“ Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata:“Ambillah, bacalah kitabku ini “
20. “ Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku”.
21.” Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai”
22. “ Dalam Surga yang tinggi”
Dan kita juga berdo’a memohon kepada Allah, SWT agar kita di akhirat nanti tidak termasuk orang – orang yang digambarkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Haqqah 25-31:
25. ”Adapun orang yang diberikan kepadanya kitab dari sebelah kirinya, maka dia berkata:” Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku ini “
26.” Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku.”
27.” Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu”
28.”Hartaku sekali – kali tidak memberi manfaat kepadaku.”
29.”Telah hilang kekuasaanku dariku.”
30.”(Allah berfirman);”Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya.”
31.”Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala –nyala”
Amiin Ya Rabbal ‘Alamin
Jakarta, 24 April 2008
Al – Faqir
Alihozi77@blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar