23 September 2008

Bahaya Sistem Bunga dan Kegiatan Spekulatif Bagi Ummat Manusia

Oleh : Alihozi

Http://Alihozi77.blogspot.Com

Sudah banyak tinta yang digoreskan oleh para ekonom baik ekonom muslim maupun non muslim yang mengingatkan bahaya system bunga dan kegiatan spekulatif , akan tetapi tidak menyurutkan sebagian manusia di muka bumi ini untuk selalu mengejar materi (harta) sebanyak-banyaknya dengan memakai system bunga dan kegiatan-kegiatan spekulatif. Seperti apa yang dikatakan oleh salah satu ekonom muslim kawakan yaitu Dr.Umar Chapra dalam buku Sistem Moneter Islam, yaitu tingginya volatilitas dari suku bunga mengakibatkan tingginya tingkat ketidakpastian dalam financial market sehingga investor tidak berani untuk melakukan investasi-investasi jangka panjang.

Akibat dari ketidakpastian ini menggiring pemberi pinjaman dan penerima pinjaman lebih mempertimbangkan investasi jangka pendek, yang pada gilirannya membuat investasi-investasi jangka pendek yang berbau spekulatif lebih menarik, sehingga masyarakat lebih senang mengambil keuntungan pada pasar- pasar komoditas,saham,valuta asing dan keuangan. Keadaan tersebut membuat pasar-pasar tersebut semakin aktif dan memanas yang merupakan salah satu penyebab ketidakstabilan ekonomi dunia saat ini.

Padahal Allah,SWT telah berfirman di dalam Al-Qur’an:

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamar,berjudi, berkorban untuk berhala,mengundi nasib dg panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan.Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” ( Al-Maidah 90)

Apa yang dikatakan oleh Dr.Umar Chapra tsb di atas sekarang ini benar-benar telah menjadi kenyataan, bila kita ikuti berita-berita di media massa dari bulan Agustus 2007 sampai dengan tanggal 18-19 September 2008 maka akan kita lihat krisis pasar keuangan yang sedang terjadi di AS saat ini yang berimbas kepada naiknya harga minyak dan komoditas yang melemahkan daya beli warga dunia (termasuk warga negara Indonesia)

© Alihozi 23 September 2008

Krisis pasar keuangan di AS yang berawal dari krisis perumahan di AS pada bulan Agustus 2007, dan krisis perumahan di AS ini berawal ketika The Fed menaikkan tingkat suku bunganya, membuat para debitor KPR harus membayar lebih banyak lagi cicilan rumahnya. Selain itu, harga rumah juga menurun pada tahun 2006-2007 di sebagian besar wilayah AS sehingga menyebabkan macetnya kredit dari para debitor dengan profil gagal bayar tinggi (subprime mortgage).

Karena mengalami kerugian di sector perumahan tsb, Wall street menggasak di bursa komoditas dan minyak. Dan aktivitas beli komoditas semakin mengganas. Sebuah aktivitas yang mengagetkan pialang dan para ekonom. Aktivitas-aktivitas spekulatif yang dilakukan Wall Street merupakan praktik judi besar-besaran ala kerah putih yang memakan korban. Korban pertamanya adalah saham-saham raksasa lembaga financial seperti Morgan Stanley, Bear Stearn, Freddi Mac dan Lehman Brothers. Lembaga-lembaga financial ini menjadi kolaps karena aktivitas spekulatif yang dilakukan Wall Street tsb. (Kompas, 19-September-2008)

Apa yang dilakukan oleh sebagian manusia di pasar keuangan (financial market) yaitu para spekulan tsb di atas, merupakan upaya untuk terus mencari keuntungan harta yang sebesar-besarnya dengan mengorbankan orang lain di seluruh dunia. Manusia tsb hanyalah orang-orang yang mengejar kebahagiaan yang semu yang tidak menyentuh hakikat kebahagiaan, menurut ilmuwan besar muslim Ibnu Rusyd kebahagiaan seorang manusia bukan terletak pada kekayaan hartanya tetapi hanya bisa dicapai dengan kesehatan jiwanya dan kesehatan jiwanya hanya bisa dicapai apabila seorang manusia itu menjalankan Al-Qur’an dan Sunnah.

Memang bisa saja seorang manusia yang mendapatkan kekayaan dengan segala cara termasuk mengorbankan orang banyak mengatakan, “Yang penting saya dan keluarga saya kaya raya , bisa hidup enak bukan urusan saya orang lain jatuh miskin dan menderita “. Manusia yang punya prinsip ini melupakan suatu hal yaitu bahwa harta itu tidak bisa dibawa mati dan anak-anak yang mewarisi kekayaannya tsb tidak bisa menolong sedikitpun ketika ia mengalami rasa sakit yang tidak terkira ketika dalam proses kematian (sakaratul maut) dan pada pengadilan akhirat nanti.

©Alihozi 23 September 2008

Banyak sudah kejadian di muka bumi ini, bukannya mendo’akan orang tuanya yang sedang mengalami sakaratul maut atau sudah meninggal, malah anak-anaknya memperebutkan harta warisannya dengan berkelahi satu sama lainnya. Kalau sudah terjadi seperti ini apakah ini yang disebut kebahagiaan, karena punya kekayaan harta yang banyak?

Padahal yang dapat meringankan proses kematian seorang manusia (sakaratul maut) dan pengadilan di akhirat nanti selain amal ibadahnya adalah do’a-do’a anak yang sholeh. Walaupun anak-anaknya sudah dibekali pendidikan tinggi dan harta yang banyak , semuanya itu akan jadi sia-sia kalau tida bisa mendo’akan orang tuanya yang sedang dalam sakaratul maut atau telah tiada.

Mungkin tulisan saya ini yang setuju adalah hanya orang-orang yang beriman kepada Allah,SWT dan kitab suci Al-Qur’an diluar itu seperti orang-orang komunis dan orang-orang kapitalis/materialis akan menertawakan saya yang menurut mereka saya hanya menakuti-nakuti dengan proses kematian dan pengadilan akhirat, itu adalah hak mereka untuk percaya atau tidak.

Yang jelas adalah kematian pasti akan datang menemui setiap manusia yang bernafas dan tidak tidak ada seorang manusiapun di kolong bumi ini yang tahu kapan ia mati dan apa yang akan terjadi setelah kematian menjemput karena belum ada manusia yang mati hidup lagi ke dunia ini. Adalah suatu hal keharusan untuk mempersiapkan segala sesuatunya (amal ibadah) untuk hidup setelah mati (akhirat). Manusia – manusia yang tidak percaya kepada hari akhirat akan menyesal nantinya begitu sadar ternyata ada hidup setelah mati (akhirat) dan kesadarannya itu datangnya sudah terlambat.

Firman Allah,SWT dalam Al-Qur’an :

Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya, dan orang kafir berkata:”Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah”(Qs:78:40.)

Wallahu’alam

Al-Faqir

© Alihozi 23 September 2008

http://Alihozi77.blogspot.com

18 September 2008

KISAH SEORANG IBU PEMIMPIN YANG BAIK HATI DI BANK SYARIAH

Oleh : Alihozi

Http://Alihozi77.blogspot.com

Firman Allah , SWT:

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa diantara kamu”(Al-Hujurat:13)


Pada bulan ramadhan 1429 H yang penuh berkah ini, semoga semua amal ibadah kita diterima oleh Allah, SWT dan untuk menyegarkan nuansa bulan ramadhan ini bagi rekan-rekan pembaca setia blog http://Alihozi77.blogspot.com saya akan menceritakan sebuah kisah nyata yang saya beri judul “Kisah Seorang Ibu Pemimpin Yang Baik Hati di Bank Syariah”. Semoga bisa menjadi inspirasi dan menambah semangat kita dalam mencari keridahaan Allah,SWT di dunia dan akhirat.


Pada waktu saya masih bertugas di bagian personalia salah satu cabang bank syariah tahun 2006-2007, waktu itu cabang bank syariah tempat saya bekerja dipimpin oleh seorang Ibu yang tidak hanya pintar dan bersemangat dalam memimpin suatu cabang bank syariah tetapi juga sangat baik hatinya kita panggil saja Ibu tsb dengan nama Ibu Nurul Azkia yang artinya cahaya hati yang suci (nama samaran red) . Ia tidak hanya berusaha agar kinerja cabang bank syariah menjadi bagus tetapi juga memperhatikan keadaan para karyawan bawahannya dari level officer sampai kepada level driver dan office boy, padahal tinggalnya cukup jauh yaitu di daerah bogor dan juga mempuyai keluarga dengan 2 anaknya yang salah satunya masih kecil.


Setiap hari Ibu Nurul Azkia selalu membuka pintu ruangan kerjanya untuk siapa saja yang ingin menyampaikan masalahnya dari level officer sampai dengan office boy, ia dengan senang hati akan mendengarkannya dan kalau memang ia sanggup ia akan berusaha membantu karyawan bawahannya tsb. Bila ada karyawan bawahannya yang tidak benar kerjanya atau menyimpang dari ajaran agama ia akan langsung menegurnya dengan tegas namun dengan bahasa yang santun dan lembut sehingga yang ditegurnya tidak merasa tersinggung malah akan lebih bersemangat untuk bekerja menjadi lebih giat lagi., setiap ada acara training setiap hari libur ia berusaha menghadirinya memberikan support kepada karyawan bawahannya yang hadir pada acara training tsb. Ia benar-benar setiap hari memberikan contoh kepada karyawan bawahannya dengan semangat kerja yang tinggi di bank syariah.


Ibu Nurul menganggap karyawan bawahannya bukan sebagai bawahan atau anak buah tetapi menganggap sebagai partner kerja karena ia menerapakan ajaran islam yaitu bahwa orang yang paling mulia di sisi Allah,SWT tidak dilihat dari jabatannya tetapi kepada ketaqwaannya. Menurutnya seorang office boy belum tentu derajatnya lebih rendah di sisi Allah,SWT tetapi bisa jadi office boy tsb derajatnya mulia di sisi Allah,SWT, sehingga Ibu Nurul bila menyuruh bawahannya selalu dengan kata-kata yang baik dan santun.

Firman Allah , SWT:

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa diantara kamu”(Al-Hujurat:13)


Yang terakhir yang paling membuat kami kagum kepada beliau adalah pada saat perhitungan pembagian bonus tahunan yang oleh manajemen perusahaan pembagian bonus tsb diberikan kepada masing-masing pimpinan cabang , Ibu Nurul Azkia lebih memikirkan karyawan bawahannya dibandingkan dengan dirinya agar karyawan bawahannya mendapatkan bonus yang lumayan besar. Kami semua karyawan cabang bank syariah mencintai Ibu Nurul karena beliau benar-benar menjadi teladan yaitu dalam memanage sebuah cabang perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip ajaran agama Islam.


Kata pepatah ada pertemuan ada juga perpisahan begitu juga kami karyawan cabang bank syariah dengan Ibu Nurul, karena prestasinya membawa cabang syariah tempat kami bekerja dari cabang yang buruk menjadi salah satu cabang terbaik oleh manajemen perusahaan Ibu Nurul sejak tahun 2007 diangkat menjadi pejabat di Kantor Pusat, walaupun begitu rasa cinta kami karyawan di kantor cabang kepada beliau sampai saat ini tidak berkurang. Hanya do’a yang bisa kami panjatkan kepada Allah,SWT semoga Ibu Nurul selalu mendapat bimbingan dan perlindungan dari Allah,SWT dalam menyelesaikan tugasnya sehari-hari, Amiin.


Jakarta 17 September 2008

Al-Faqir

Alihozi

12 September 2008

MANAJEMEN KEUANGAN ISLAMI

Oleh : Alihozi

Http://Alihozi77.blogspot.com


“…Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Luqman :34).


Pada masa sekarang ini manusia kurang sadar atau tidak mau sadar sekarang manusia pada umumnya sudah terjebak dalam perekonomian kapitalis, dan kalau hendak melepaskan diri adalah sukar dan payah sekali. Mereka ini terdiri dari golongan manusia yang memberikan hak kekuasaan (Imperialisme) kepada modal (kapitalisme), dalam arti yang tidak terbatas. Banyak sekali yang membenci dan menentang imperialisme dan kapitalisme tetapi dalam soal ekonomi ini tidak menolak atau pura – pura tidak menolak. Contohnya adalah dengan memakai salah satu alat dalam system ekonomi kapitalis yaitu system bunga (riba)


System bunga (riba) bukan dari system Islam, tetapi dari system jahiliyah baik yang dahulu ataupun kontemporer-konvensional. System bunga (riba) bukan timbul dari ajaran Wahyu yang bersumber dari Allah Taala. System bunga (riba) jelas haram, diperangi Allah Taala dan Rasul-Nya dan pendapatan yang diperoleh darinya tidak berkah dan dilaknat Allah Taala. Terbukti bahwa individu atau kelompok atau negara yang mendapat penghasilan atau membangun dengan menggunakan uang riba ternyata selalu dirundung nestapa dan duka yang tiada hentinya.


Kita tentu masih ingat waktu krisis moneter tahun 1997-1998 yang berimbas kepada krisis perbankan melanda tanah air, suku bunga perbankan mencapai 70%. Walaupun suku bunga sudah mencapai setinggi itu, tetap saja waktu itu para nasabah bank konvensional banyak yang ingin melakukan penarikan dana tabungan besar-besaran dari perbankan. Kalau pemerintah waktu itu tidak turun tangan memulihkan kepercayaan terhadap perbankan nasional dengan memberikan bantuan finansial seperti program BLBI dan program Rekapitalisasi , niscaya semua nasabah perbankan konvensional tsb tidak akan bisa menarik dananya kembali dari perbankan karena perbankan nasional waktu itu banyak yang mengalami kondisi negative spread yaitu suatu kondisi di mana pendapatan bunga dari peminjam lebih kecil daripada beban bunga yang harus dibayarkan kepada nasabah penabung.


Sekarang pada tahun 2008 ini dan tahun- tahun yang akan datang apakah krisis moneter dan krisis perbankan jilid ke dua bisa terjadi lagi di tanah air ? kemungkinan ini bisa saja terjadi , indikatornya adalah masih adanya pembayaran bunga obligasi dari APBN untuk bank-bank rekap yang mencapai Rp 45 triliun pertahunnya, beban bunga yang berat ini setiap tahunnya berimbas kepada dikuranginya berbagai macam bentuk subsidi untuk rakyat seperti subsidi BBM, dengan kenaikan harga BBM harga-harga barang dan jasa pun ikut melonjak.. Bagaimana bangsa ini akan keluar dari krisis kalau masih ada pembayaran bunga obligasi untuk bank-bank rekap?


Andaikan terjadi lagi krisis perbankan jilid ke 2, pemerintah sudah tidak lagi memberikan bantuan kepada perbankan nasional karena sudah dibentuk Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Sedangkan LPS sendiri dananya tidak sebanding dengan total asset perbankan nasional dan LPS hanya akan mengganti dana tabungan nasabah bank sampai batas nominal tertentu saja.


Allah,SWT berfirman di dalam Al-Qur’an :

“…Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Luqman :34).

Firman Allah,SWT dalam ayat lain :

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr ayat 18)


Bila melihat kenyataan dan memperhatikan firman Allah SWT di atas, kita tidak bisa memastikan apa yang akan terjadi esok, apakah krisis jilid ke 2 bisa terjadi lagi atau tidak, yang jelas adalah kita diperintahkan Allah, SWT untuk berusaha semaksimal mungkin agar kita tidak mengalami kerugian di dunia maupun di akhirat kelak.


Oleh karena itu sudah saatnya mulai sekarang kita semua bila tidak ingin rugi dunia dan akhirat, dalam memanage keuangan pribadi maupun perusahaan lebih baik tidak hanya melihat tingginya tingkat suku bunga perbankan jika kita menginvestasikan dana ke perbankan , ataupun tingginya tingkat return hasil apabila dana diinvestasikan bukan di perbankan. Tetapi lebih melihat kepada tingkat amannya yakni apakah dana yang diinvestasikan bisa ditarik kembali jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Dan tingkat aman yang ideal hanya bisa dicapai apabila kita dalam memanage keuangan memakai manajemen keuangan Islami yakni memanage keuangan yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah.


Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang mengajarkan kita bagaimana memanage keuangan secara islami itu , pada kesempatan ini saya akan memberikan beberapa contohnya saja yaitu:

1. Meninggalkan riba (system bunga) dan kembali kepada system ekonomi syariah.

(Al-Baqarah : 275-278).

2. Meninggalkan segala bentuk pemborosan harta (Al-Isra: 26-27)

3. Meninggalkan segala bentuk usaha yang batil dalam mencari penghasilan (An-Nisa :29)

4. Meninggalkan segala bentuk usaha yang spekulatif /perjudian. (Al-Maidah :90)

5. Memperbanyak amal/meninggalkan sifat kikir terhadap harta (Al-Isra-29)

Wallahu’alam

Al-Faqir

Alihozi http://Alihozi77.blogspot.com

Ada pendapat lain mengenai manajemen keuangan islami ?

15 Agustus 2008

Pentingnya Bank Syariah Memberdayakan Orang Miskin dengan Dana Zakat , Infaq dan Shodaqah (ZIS)

Oleh : Alihozi

http://Alihozi77.blogspot.com


Pada tulisan saya yang terdahulu yang berjudul “Menjalankan ajaran Islam secara Kaffah di Bank Syariah”, saya menyatakan bahwa bank syariah seharusnya tidak hanya menjalankan system ekonomi syariahnya saja tetapi juga menjalankan hukum- hukum syariah yang lainnya yang ada di Al-Qur’an dan As-Sunnah. Salah satu hukum syariah yang harus dijalankan di bank syariah tsb adalah memungut dan mengelola dana ZIS (Zakat, Infaq dan Shodaqah) yang berasal dari para karyawan, manajemen , pemegang saham dan para nasabah bank syariah.

Dengan dana ZIS tsb bank syariah bisa membuat program-program pemberdayaan orang miskin yang ada di seluruh Indonesia sehingga angka kemiskinan yang ada di negara tercinta ini bisa berkurang dan bank syariahpun semakin dekat dengan hati masyarakat.. Contoh program pemberdayaan orang miskin yang sudah dijalankan oleh salah satu bank syariah terbesar di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI). BMI sejak tahun 2000 telah membentuk lembaga Baitul Maal Muamalat (BMM) yang bertujuan untuk memungut dan mengelola dana ZIS.

Dengan dana ZIS tsb BMM selama ini telah menjalankan program pemberdayaan orang miskin dengan bekerjasama dengan masjid-masjid yang ada di seluruh Indonesia. Yang mana program ini membantu orang miskin yang ingin membuka usaha mandiri namun tidak punya modal usaha karena tidak ada akses pinjaman ke perbankan dan tidak mempunyai jaminan. Oleh BMM orang miskin di berikan pinjaman modal usaha tanpa bunga maupun bagi hasil, BMM hanya meminta pokok pinjamanny saja dengan harapan ke depannya orang miskin yang diberikan pinjaman tsb bisa mandiri sehingga tidak menerima dana zakat lagi tetapi menjadi orang yang mampu mengeluarkan zakat.

Yang menjadi permasalahan sekarang adalah jumlah orang miskin di seluruh Indonesia sangat banyak tidak mungkin pemberdayaan orang miskin hanya dijalankan oleh satu atua dua bank syariah masih banyak orang miskin yang belum dibantu untuk keluar dari kemiskinan. Oleh karena itu yang diperlukan adalah kebersamaan seluruh bank syariah untuk sama-sama memungut dan mengelola dana ZIS. Saya yakin kalau program pengelolaan dana ZIS ini dijalankan dengan professional dan amanah, bukan hanya angka kemiskinan yang berkurang di tanah air tetapi juga Allah ,SWT akan memberikan bank syariah pangsa pasar perbankan nasional yang lebih besar.

Wallahu’alam

Maju Terus Bank Syariah/We Love Bank Syariah

Al-Faqir


Alihozi

http://alihozi77.blogspot.com

KEBUTUHAN MASYARAKAT AKAN JARINGAN BANK SYARIAH YANG LUAS

Oleh : Alihozi
http://alihozi77.blogspot.com

Sebenarnya sudah banyak pendapat dari beberapa kalangan baik dari praktisi, akedemisi dan anggota masyarakat lainnya yang menyatakan pentingnya jaringan bank syariah yang luas agar bisa melayani seluruh lapisan masyarakat .Pada kesempatan kali ini saya hanya ingin menegaskan kembali berdasarkan pengamatan praktek di lapangan bahwa pernyataan tsb memang benar . Untuk mencapai pangsa pasar bank syariah yang lebih besar lagi (saat ini pangsa bank syariah baru sekitar 2% dari pasar perbankan nasional) kebutuhan akan jaringan bank syariah yang luas merupakan suatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Saya ambil sebuah contoh yang terjadi di lapangan, Pada saat saya bertugas mensosialisasikan bank syariah di daerah pasar tanah abang saya bertemu dengan para pengusaha/pedagang muslim di sana, banyak diantara mereka yang ingin sekali menggunakan jasa perbankan syariah namun karena keterbatasan jaringan (cabang-cabang) bank syariah di Jabotabek dan di luar daerah mereka mengurungkan niatnya untuk menggunakan jasa bank syariah.

Mereka mengatakan bahwa sebagian besar transaksi keuangan mereka yang milyaran rupiah perbulan justru bukan transaksi tunai tapi transaksi non tunai yang alat pembayarannya memakai uang giral seperti giro dan cek yang mana uang giral tsb mereka dapatkan dari pedagang-pedagang di daerah yang berbelanja dengan mereka dan uang giral tsb jatuh temponya tidak pada saat terjadinya transaksi jual beli tetapi 2 minggu sampai 1 bulan setelah terjadinya transaksi jual beli.

Dan menurut mereka bank yang paling cepat pelayanannya dalam memberikan pelayanan menjadikan uang giral tsb menjadi uang tunai ke rekening mereka (transaksi kiliring) adalah bank-bank konvensional yang jaringannya sudah luas di daerah – daerah. Karena pelayanan yang cepat dari bank konvensional itulah mereka masih menanamkan dananya di bank-bank konvensional sampai saat ini.

Kalau melihat contoh yang saya ceritakan di atas saya menyatakan bahwa suatu yang mustahil pangsa pasar bank syariah bisa menjadi besar kalau jaringan(cabang-cabangnya) di tanah air saja terbatas. Memang diakui bahwa dalam membuka jaringan yang luas baik di Jabotabek dan di daerah-daerah adalah bukan perkara semudah membalikkan telapak tangan karena membutuhkan dana yang tidak sedikit, SDM yang handal , riset ,waktu yang tidak sebentar dan lain-lainnya. Yang saya ingin tegaskan disini adalah perlu adanya perhatian yang lebih serius dari para pemegang saham dan manajemen bank syariah untuk menambah jaringan bank syariah di seluruh Indonesia minimal sudah ada usaha-usaha menuju kearah sana, seperti apa yang telah dilakukan oleh salah satu bank syariah terbesar di tanah air dengan menerbitkan obligasi 300 milyar yang bertujuan untuk memperluas jaringan perbankan syariah di seluruh tanah air.

Maju terus bank syariah /We Love Bank Syariah

Jakarta, 15 Agustus 2008

Al-Faqir


Alihozi

http://alihozi77.blogspot.com

04 Agustus 2008

Menjaga Ikatan Emosional Nasabah Bank Syariah Untuk Memperbesar Pangsa Pasar Bank Syariah

Menjaga Ikatan Emosional Nasabah Bank Syariah
Untuk Memperbesar Pangsa Pasar Bank Syariah

Oleh : Alihozi (Hp:0813- 882- 36405)

http://alihozi77.blogspot.com


Saya teringat akan pertemuan saya pada tahun 2002 dengan seorang ibu separuh baya yang menjadi nasabah bank syariah tempat saya bekerja, orangnya mudah diingat karena memang berpakaiannya berbeda dengan nasabah yang lain. Ia selalu memakai jilbab dan baju yang serba hitam walaupun begitu ia sangat ramah , pernah suatu ketika ia mengatakan kepada saya mengapa ia memilih bank syariah,

“ Pak Ali saya memilih bank syariah untuk tempat saya menabung uang saya karena saya percaya orang-orang yang bekerja di bank syariah ini adalah orang-orang yang amanah dan jujur, walaupun pada krisis moneter & perbankan tahun 1998 suku bunga perbankan mencapai 70% saya tetap memilih bank syariah yang bagi hasilnya jauuuh lebih kecil karena saya yakin uang saya akan aman di bank syariah, waktu itu saya khawatir kalau saya menyimpan di bank konvensional uang saya akan sulit ditarik kembali kalau saya butuhkan dan sekarang pemikiran saya tsb terbukti kan di saat bank-bank konvensional banyak yang harus disuntik dana likuiditas oleh pemerintah melalui bunga obligasi rekap karena mengalami negative spread, bank syariah tidak menerima dana sepeserpun dari pemerintah dan uang saya tetap aman di bank syariah.”

Dari kisah di atas dan kisah – kisah nasabah lain yang terjadi di lapangan tentang mengapa anggota masyarakat memilih bank syariah, saya mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar nasabah bank syariah yang loyal adalah orang – orang yang mempunyai ikatan emosional yang kuat dengan bank syariah, bukan hanya karena ikatan emosional agama yakni takut akan bahaya riba tetapi juga karena ikatan emosional percaya kepada orang-orang yang bekerja di bank syariah adalah orang-orang yang amanah dan jujur serta ikatan emosional dengan sebagian orang-orang yang bekerja di bank syariah yang dalam melayani mereka penuh dengan rasa kekeluargaan.

Ikatan-ikatan emosional seperti inilah yang ada dalam masyarakat bisa dijadikan modal besar bagi dunia perbankan syariah untuk mencapai pangsa pasar yang lebih besar karena saat ini pangsa pasar bank syariah baru 2% dari pangsa pasar perbankan nasional. Menurut Dirut salah satu bank konvensional terbesar di Indonesia, bank yang tetap survive saat ini adalah bank yang memiliki nasabah-nasabah yang loyal yakni nasabah yang tidak mudah terpengaruh dengan fluktuasi tingkat suku bunga

Adalah suatu yang mustahil bisa mencapai pangsa pasar yang lebih besar kalau bank-bank syariah yang ada sekarang tidak menjaga ikatan-ikatan emosional masyarakat tsb di atas atau tidak bisa menjaga kepercayaan masyarakat , suatu yang mustahil bank syariah menjadi lebih besar kalau misalnya bank syariah tsb tidak amanah/tidak jujur dalam mengelola dana ummat (masyarakat) atau misalnya dalam pelayanan di bank syariah petugas front linernya hanya duduk-duduk saja (tidak sigap) atau tidak dengan rasa kekeluargaan melayani nasabah bank syariah yang datang.
Tanpa mengesampingkan aspek-aspek lainnya seperti tekhnologi, jaringan dan tingkat bagi hasil yang diberikan bank syariah, saya yakin dengan menjaga ikatan emosional nasabah bank syariah tsb maka pangsa pasar bank syariah akan semakin besar.

Waktu saya bertugas di kawasan bintaro saya pernah diberikan wejangan oleh seorang ulama yang cukup ternama yang kalau tidak salah beliau juga salah satu anggota Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI yang tinggal di daerah bintaro, agar saya sungguh-sungguh (amanah) dalam melayani nasabah bank syariah dan menjadi contoh bagi masyarakat dalam menjalankan ajaran agama Islam, karena menurutnya masyarakat telah menganggap orang-orang yang bekerja di bank syariah adalah ustadz semua, beliau merasa sangat prihatin kalau karyawan bank syariah masih ada yang belum bisa baca Al-Qur’an.

Nasehat ulama tsb sangat berbekas kepada saya sampai saat ini sehingga mendorong saya untuk menulis judul tulisan ini, mudah-mudahan ke depan bank syariah tidak hanya menjalankan system ekonomi syariahnya saja tetapi juga bisa menjaga ikatan-ikatan emosional dalam masyarakat tsb di atas sehingga bank syariah bisa tetap survive dan menjadi lebih besar pangsa pasarnya, dan hal terakhir yang perlu diingat adalah bangsa Indonesia merupakan bangsa yang sebagian besar masyarakatnya lebih mudah tersentuh sisi emosionalnya (Nb:Yang Positif) dibandingkan dengan sisi rasionalnya

Maju terus bank syariah/We love bank syariah

Wallahu’alam
Al-Faqir


Alihozi (Hp:0813- 882- 36405)
http://alihozi77.blogspot.com

31 Juli 2008

Menjalankan Ajaran Islam Secara Kaffah di Bank Syariah

Oleh : Alihozi

http://Alihozi77.blogspot.com

Perkembangan bank syariah yang semakin cepat dengan ditandainya banyaknya bank-bank syariah yang baru buka dan disahkannya UU Perbankan Syariah , menambah besar pula harapan masyarakat islam Indonesia agar bank-bank syariah yang ada bisa menjalankan ajaran Islam secara Kaffah, bukan hanya menjalankan system ekonomi syariah tetapi juga menjalankan seluruh hukum-hukum syariah yang ada di Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Hal ini merupakan suatu konsekuensi yang logis kalau suatu instansi bank syariah menjalankan system ekonomi syariah berarti seluruh karyawan dan manajemen bank syariah juga harus menjalankan hukum-hukum syariah yang lainnya dengan catatan hukum syariah yang dijalankan memang tidak dilarang oleh hukum-hukum yang berlaku di negara Indonesia. Tidak bisa kalau bank syariah hanya memakai system ekonomi syariahnya saja sedangkan hukum – hukum syariah yang lain diabaikan, ini bisa disebut beriman kepada suatu ayat Al-Qur’an tetapi kafir terhadap ayat-ayat Al’Qur’an yang lain.

Apabila bank syariah hanya menjalankan system ekonomi syariah dengan mengabaikan hukum-hukum syariah yang lain akan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat kepada bank syariah secara keseluruhan termasuk kepada system ekonomi syariah. Bagaimana masyarakat mau percaya kepada suatu bank syariah apabila bank syariah tsb ternyata karyawan dan manajemennya melakukan hal – hal yang dilarang oleh ajaran agama Islam seperti: tidak melaksanakan sholat, meminta komisi untuk proses suatu pencairan pembiayaan (tidak jujur/tidak amanah), dalam pergaulan dengan sesama karyawan bank syariah yang bukan muhrimnya melampui batas, dalam memberikan pelayanan kepada nasabah tidak ramah dan lain sebagainya.

Selain tidak mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, bank syariah juga tidak akan mendapatkan pertolongan Allah, SWT dalam setiap langkahnya untuk memperbesar pangsa pasar bank syariah yang kini baru 2% dari pangsa pasar perbankan nasional kalau tidak menjalankan ajaran Islam secara Kaffah.

Mudah-mudahan harapan masyarakat Indonesia khususnya ummat islam agar bank syariah bisa menjalankan ajaran Islam secara Kaffah bisa dijalankan oleh seluruh karyawan dan manajemen bank syariah walaupun mungkin melakukan hal ini semua membutuhkan suatu proses yang tidak singkat yang terpenting adalah adanya usaha-usaha menuju ke arah sana.

Maju terus bank syariah

Wallahu’alam

Al-Faqir

Alihozi

http://alihozi77.blogpsot.com

25 Juli 2008

Kenaikan BBM karena Beban Bunga Obligasi Bank Rekap


Oleh : Alihozi

http://alihozi77.blogspot.com



Salah satu ekonom kawakan pernah mengatakan bahwa kita bangsa Indonesia belum sepenuhnya pulih dari krisis ekonomi tahun 1998 indikatornya adalah APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara ) kita sebanyak kurang lebih 45 trilun itu masih untuk membayar bunga utang – utang pemerintah di bank –bank yang direkap. Di dalam neraca bank-bank yang direkap porsi utang pemerintah yang sifatnya bukan uang, melainkan surat bond. Karena surat ini dianggap punya nilai, maka harus membayar bunga sebanyak itu setiap tahun APBN.

Dan ekonom tsb juga mengatakan “Bagaimana kita ingin pulih dari krisis kalau masih ada bunga dari bank –bank yang direkap?”

Dampak dari pembayaran beban bunga obligasi bank-bank rekap memang amat terasa bagi rakyat kecil karena harus menanggung berbagai pencabutan subsidi – subsidi untuk rakyat seperti kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM yang baru – baru ini dijalankan. Walaupun kenaikan BBM karena alasan kenaikan harga minyak dunia tetapi kita tidak bisa memungkiri bahwa penyebab sebenarnya kenaikan BBM adalah karena beban bunga utang pemerintah yang semakin berat termasuk beban bunga obligasi bank-bank rekap tsb.

Yang menjadi pertanyaan sekarang kapankah end game dari masalah ini, kapankah ada pemimpin yang bisa mengatasi agar APBN tidak ada lagi apa yang disebut pembayaran bunga utang pemerintah dari bank-bank yang direkap, padahal krisis ekonomi telah berjalan kurang lebih 10 tahun sejak tahun 1998 ? Mudah – mudahan pada pilpres tahun 2009 nanti akan muncul pemimpin yang mampu melakukan hal tsb, sehingga bangsa ini bisa secepatnya keluar dari krisis.

Andaikan pada pilpres 2009 nanti belum muncul pemimpin yang mampu melakukan hal tsb, minimal siapapun presiden yang terpilih nanti jangan sampai menjual bank-bank rekap yang sahamnya masih dikuasai pemerintah khususnya bank-bank plat merah, Apabila hal ini dilakukan maka bangsa ini tidak akan bisa keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, mari kita jaga bersama asset-asset bangsa ini jangan sampai mudah dijual kepada pihak-pihak asing.

Wallahu’alam

Al-Faqir

http://alihozi77.blogspot.com

23 Juli 2008

Pentingnya Perencanaan Keuangan Keluarga Yang Bebas Bunga

Oleh : Alihozi

http://Alihozi77.blogspot.com


Saya mempunyai teman dekat sejak dari bangku sekolah SLTP lulusan STAN yang sekarang tugas di Kantor Pajak tepatnya di KPP PBB Gambir, ia menghubungi saya mengeluhkan kenaikan angsuran KPR Konvensionalnya dari Rp.1.000.000,- menjadi Rp.1.500.000,- per bulannya dan saya juga mendapat email dari salah satu nasabah KPR konvensional yakni seorang pegawai BUMN yang juga mengeluhkan hal yang sama suku bunga KPR nya mengalami kenaikan dari 6% menjadi 13% per tahun padahal ia menjalani KPR tsb baru satu tahun. Sifat fluktuasi tingkat suku bunga yang memang sulit diprediksikan tsb membuat kedua orang ini mau tidak mau harus mengalokasikan kembali sebagian pendapatannya untuk membayar angsuran KPR nya yang tentu saja amat memberatkan bagi mereka .

Untuk mengatasi masalah tsb dalam sebuah keluarga diperlukan perencanaan keuangan yang bebas bunga, khususnya bagi keluarga yang mengandalkan pendapatannya dari gaji tetap setiap bulannya. Sebuah perencanaan keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran yang bebas dari bunga yakni perencanaan keuangan yang lalulintas transaksi keuangannya memakai system perbankan syariah. Dengan memakai system perbankan syariah sebuah keluarga bisa membuat perencanaan keuangan yang lebih pasti dibandingkan dengan memakai system bunga.

Misalnya untuk pembayaran angsuran KPR bila memakai system KPR syariah dari awal jumlah angsuran yang harus dibayar sampai selesainya masa perjanjian KPR syariah sudah dapat diketahui karena jumlah angsuran KPR syariah cenderung tetap setiap tahunnya, sehingga keluarga yang memakai KPR syariah bisa tenang tanpa memikirkan kenaikan angsuran KPR setiap tahunnya dan bisa membagi pos-pos pengeluaran keluarga lainnya tanpa merubah secara mendadak pos-pos pengeluaran keluarga tsb karena bebas dari fluktuasi tingkat suku bunga.

Coba bandingkan apabila sebuah keluarga dengan pendapatannya dari gaji tetap yang merencanakan keuangan dengan system bunga, semua pos-pos pengeluaran keluarga yang sudah direncanakan termasuk untuk pembayaran angsuran KPR dengan system bunga, karena adanya kenaikan tingkat suku bunga secara tiba-tiba maka otomatis keluarga tsb akan merubah kembali semua pos-pos pengeluaran dengan mengorbankan pos pengeluaran lain untuk menutupi kenaikan pembayaran angsuran KPR dengan system bunga.

Bagaimana apabila keluarga tsb suatu saat tidak ada pos pengeluaran lain yang bisa dikorbankan lagi untuk membayar angsuran KPR dengan system bunga tsb ? maka dapat dipastikan akan terjadi kemacetan pembayaran angsuran KPR dengan system bunga tsb.

Wallahu’alam

Al-Faqir

Alihozi

http://alihozi77.blogspot.com

13 Juli 2008

PENTINGNYA PERANAN ULAMA DALAM PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH


Oleh : Alihozi

(http://alihozi77@blogpspot.com)

Suatu hari menjelang tahun 2000, teman saya seorang officer marketing suatu bank syariah sedang menjelaskan konsep bank syariah kepada seorang ulama terkemuka dari ormas islam yang mempunyai basis masa yang lumayan besar, setelah dijelaskan ternyata ulama tsb malah mengatakan bahwa konsep bank syariah sama saja dengan konsep bank konvensional. Mendengar perkataan ulama tsb, pejabat bank syariah yang ikut dalam presentasi tsb mengatakan , “ Kalau ahli agama seperti bapak saja mengatakan seperti itu lebih baik kita bubarkan saja bank syariah ini, buat apa kita dirikan ?”

Ulama tsb hanya diam saja mendengar pejabat bank syariah mengatakan lebih baik bank syariah dibubarkan saja kalau ahli agama seperti dia berkata konsep bank syariah sama saja dengan konsep bank konvensional. Pada kemudian hari sampai saat ini ulama tsb merupakan salah satu pendukung perkembangan bank syariah di tanah air.

Mengapa pejabat bank syariah mengatakan seperti itu kepada ulama tsb, karena ia menyadari sepenuhnya bahwa pengaruh seorang ulama dalam kehidupan masyarakat islam di Indonesia amatlah besar, sehingga kalau perbankan syariah tidak mendapat dukungan dari para ulama , perbankan syariah tidak akan tumbuh berkembang dengan cepat. Saya juga mempunyai pengalaman pribadi yang membuktkan bahwa pengaruh ulama dalam perkembangan perbankan syariah itu amatlah besar yaitu waktu saya tugas di kawasan bintaro , ada seorang nasabah prima yang dana tabungan dan depositonya lumayan besar, walaupun sudah tua nasabah tsb sangat setia kepada bank syariah , sampai akhirnya suatu saat saya bertanya, “ Mengapa ibu begitu setia kepada bank syariah?

“Begini Pak Ali, awal mulanya saya bergabung dengan bank syariah karena ustadz pemimpin pengajian saya mengatakan bahwa menabung di bank syariah itu membawa keberkahan, karena mendengar perkataan ustadz tsb saya langsung memindahkan seluruh dana tabungan saya dari bank konvensional ke bank syariah.

Berdasarkan dua cerita di atas ternyata untuk memepercepat (akselerasi) pertumbuhan pangsa pasar bank syariah di tanah air yang masih dibawah 2% haruslah mendapat dukungan para ulama Indonesia karena para ulama mempunyai pengaruh yang besar dalam mengajak masyarakat islam untuk menggunakan bank syariah dalam bertransaksi keuangan. Saya mengajak seluruh ulama Indonesia untuk mendukung akselerasi pertumbuhan pangsa pasar bank syariah dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat khususnya ummat islam untuk bergabung dengan bank syariah, marilah kita tinggalkan semua perbedaan pandangan/pendapat mengenai konsep bank syariah apakah masih sama atau tidak dengan konsep bank konvensioanl , mari kita lebih melihat kepada manfaat-manfaat yang begitu besar dengan adanya bank syariah di tanah air untuk kehidupan masyarakat dan bernegara. Dengan melakukan hal ini saya yakin pangsa pasar bank syariah akan lebih cepat tumbuh dan kita akan bisa mengejar ketertinggalan kita dengan negara lain seperti Malaysia & Singapura dalam perkembangan ekonomi syariah yang terlebih dahulu telah menjadi negara tujuan investasi negara-negara timur tengah.

Wallahu’alam

Alihozi